Find Us On Social Media :

Lima Teknologi ini Bisa Lawan Corona, dari Robot hingga Blockchain

By Adam Rizal, Kamis, 12 Maret 2020 | 16:30 WIB

Teknologi canggih cegah virus corona

Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengundang raksasa teknologi seperti Facebook, Google, sampai Amazon untuk membahas penanganan virus corona.

Huawei sampai Xiaomi juga membantu pemerintah Tiongkok mengatasi covid-19. Setidaknya, ada lima perangkat yang diklaim bisa mengatasi virus ini.

Menurut GlobalData Disruptor Intelligence Center, ada lima teknologi yang bisa digunakan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona. Di antaranya analitik wabah, robot sterilisasi, pemrosesan klaim, pengiriman lewat udara, dan robot percakapan (chatbot).

Analitik wabah (Outbreak analytics) menggunakan kecerdasan buatan (Artificial Inteligence/AI) untuk mengidentifikasi wabah penyakit dan meramalkan sifat penyebaran virus corona. Alibaba memanfaatkan AI untuk mengidentifikasi pneumonia.

Selain itu, startup asal Kanada, BlueDot menerapkan AI dan mesin pembelajar (machine learning) untuk mendeteksi covid-19. Algoritma AI ini diklaim dapat menganalisis berbagai sumber seperti laporan berita, platform media sosial hingga dokumen pemerintah guna memprediksi wabah tersebut.

Robot sterilisasi (sterilisation robots) juga digunakan di rumah sakit. Ketika pasien akan dipindahkan ke zona karantina, teknologi ini dapat mensterilkan virus tanpa campur tangan manusia. Pengembang robot medis asal Tiongkok, TMiRob mengerahkan 10 robot disinfeksi di rumah sakit besar di Wuhan.

Kemudian, pemrosesan klaim (claims processing) yang menggunakan blockchain. Teknologi ini diklaim membantu rumah sakit mengefisiensikan waktu pekerjaan bersifat administrasi.

Ant Financial (Alipay) menggunakan blockchain di platform Xiang Hu Bao untuk mempercepat pemrosesan klaim. Teknologi ini juga mengurangi kontak langsung di tengah wabah virus corona.

Pengiriman lewat udara (aerial delivery) seperti penggunaan pesawat tanpa awak (drone). Startup AI asal Singapura, Antwork meluncurkan layanan transportasi udara perkotaan pertama untuk mengirimkan kebutuhan medis ke rumah sakit.

Perusahaan e-commerce asal Tiongkok, JD.com juga menggunakan drone dan robot untuk mengirim barang yang dipesan melalui platform-nya. Hal ini untuk mengurangi kontak langsung guna meminimalkan penyebaran virus corona.

Teknologi lain yang bisa digunakan yakni percakapan berbasis AI (chatbot). Perusahaan asal Jepang Bespoke meluncurkan chatbot ‘Bebot’ untuk memberikan informasi terkini terkait virus corona. Hal ini diharapkan membantu pengguna, terutama para pelancong.

Baidu dan Tencent juga membuat platform konsultasi dokter online masing-masing. Lalu, Huawei menggunakan komputasi awan (cloud) untuk memahami susunan genetik virus corona.

Begitu juga dengan perusahaan berbagi tumpangan (ride hailing) Tiongkok, DiDi. Mereka menyediakan layanan cloud gratis untuk penelitian terkait virus corona.