Find Us On Social Media :

Riset Menunjukkan Perempuan Berperan Penting Melawan Misinformasi

By Dayu Akbar, Senin, 16 Maret 2020 | 11:00 WIB

kredit foto: poynter

Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan WhatsApp menyelenggarakan sejumlah pelatihan literasi digital untuk perempuan di empat lokasi yaitu Tangerang Selatan, Mamuju, Tomohon, dan Makassar. Pelatihan ini bertujuan untuk memberdayakan perempuan Indonesia dengan meningkatkan kemampuan literasi digitalnya untuk secara aktif melawan misinformasi di lingkungan mereka dalam rangka Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020.   Kerja sama antara UGM dengan WhatsApp dalam penyelenggaraan pelatihan literasi digital berangkat dari hasil riset tim peneliti UGM yang diketuai oleh Novi Kurnia, seorang dosen senior pada Departemen Ilmu Komunikasi di UGM. Proyek riset tersebut adalah studi pertama berskala besar mengenai bagaimana perempuan Indonesia menggunakan grup WhatsApp untuk mengarahkan kehidupan pribadi dan profesionalnya. Novi Kurnia dan timnya dipilih untuk melakukan riset tersebut sebagai bagian dari kompetisi riset Misinformation and Social Science Awards dari WhatsApp. Riset dari UGM menemukan bahwa sebagian besar perempuan Indonesia menerima misinformasi melalui tiga jenis grup di WhatsApp, yaitu grup teman/alumni sekolah, grup keluarga, dan grup profesional. Topik misinformasinya meliputi isu terkait politik, gosip, agama, dan kesehatan. Riset tersebut menemukan bahwa mayoritas perempuan dalam grup memilih untuk diam mengenai misinformasi karena mereka tidak merasa nyaman atau kurang mengetahui cara yang tepat untuk menanggapi isu-isu tersebut secara efektif.  “Perempuan kini memiliki peranan penting dalam melawan misinformasi digital jika dibekali dengan pengetahuan dan kemampuan yang tepat,” sebut Novi Kurnia.  Perjalanan literasi digital di empat kota akan dimulai pada Juli 2020 dan akan fokus melatih perempuan berumur 23-58 tahun dari berbagai macam latar belakang, termasuk Pegawai Negeri Sipil (PNS), karyawati perusahaan swasta, guru, pengusaha, dan ibu rumah tangga. Pemilihan peserta dilihat dari keaktifan perempuan di komunitas dan juga pada grup WhatsApp.