Sejak Senin 16 Maret 2020, Pemprov DKI mengimbau warganya untuk mengurangi kegiatan di luar rumah. Himbauan tersebut dilakukan menyusul semakin banyaknya pasien positif Covid-19 di area DKI Jakarta. Dengan mengurangi kegiatan di luar rumah, penularan virus Corona diharapkan dapat dihambat, sehingga memberi waktu bagi pemerintah untuk mengurus pasien yang terlanjur tertular.
Efek dari himbauan tersebut mungkin sudah kita rasakan. Jalanan Jakarta saat ini terbilang lenggang, tanpa macet seperti hari biasa. Hal ini terkonfirmasi dari data Tomtom Traffic Index, sebuah indeks yang disusun perusahaan navigasi Tomtom untuk mencatat kemacetan kota besar di seluruh dunia.
Sebagai informasi, Tomtom Traffic Index menghitung persentase pertambahan waktu dibandingkan perjalanan normal (tanpa macet) untuk perjalanan selama 30 menit. Contohnya Jakarta yang memiliki indeks rata-rata 53%. Artinya untuk perjalanan yang seharusnya hanya membutuhkan waktu 30 menit, akan menjadi 45,9 menit (153% x 30 menit) karena macet.
Menurut data Tomtom seperti yang bisa Anda lihat di sini, kemacetan Jakarta turun drastis dalam satu minggu ini. Pengecualian adalah Senin (16 Maret 2020), saat warga Jakarta masih banyak yang tetap beraktivitas. Saat itu, kemacetan di Jakarta tidak jauh berbeda dengan rata-rata tahun 2019, bahkan melebihi rata-rata di jam sibuk sore (pukul 17.00).
Namun setelah itu, indeks kemacetan turun drastis. Selisih terbesar di Sabtu (21/3) pukul 14.00 kemarin, ketika indeks hanya 14%. Padahal mengacu data tahun lalu, hari Sabtu biasanya terjadi kemacetan di angka 74%.
Beginilah kondisi lalu linta di Jakarta dalam satu minggu terakhir
Jika dihitung tingkat kemacetan pada jam paling macet di Jakarta (pukul 17.00) sepanjang hari kerja, penurunan kemacetan mencapai 34,8%. Bahkan jika mengeliminasi data hari Senin (21/3), penurunan mencapai 46%.
Kota termacet di dunia, Bangalore, juga mengalami penurunan kemacetan drastis. Penurunan kemacetan mencapai 68,8%, meski dengan catatan kemacetan rata-rata di jam paling sibuk masih di kisaran 50%.
Penurunan paling ekstrim adalah Manila. Kota paling macet kedua di dunia tahun 2019 ini kini sama sekali tidak macet, padahal kemacetan di hari biasa mencapai 117%. Maklum, ibukota Filipina itu kini dalam situasi lockdown akibat banyaknya korban virus Corona di sana.
Kondisi lalu lintas di Manila yang tanpa macet akibat pemberlakukan lockdown