Find Us On Social Media :

TraceTogether, Apps untuk Melacak Warga yang Mungkin Tertular Corona

By Wisnu Nugroho, Minggu, 22 Maret 2020 | 15:58 WIB

Aplikasi TraceTogether memudahkan Pemerintah Singapura melacak warga yang berpotensi tertular wabah Corona

Salah satu kunci keberhasilan Singapura dalam meredam penyebaran Covid-19 adalah kecepatan mereka dalam melacak warga yang berpotensi tertular virus Corona.

Setiap ada warga yang positif tertular Corona, Pemerintah Singapura langsung mewawancarai warga tersebut. Tujuannya untuk melacak aktivitas pasien dalam 14 hari ke belakang dan mendeteksi warga lain yang mungkin tertular.

Untuk memudahkan pelacakan, Pemerintah Singapura kini merilis aplikasi bernama TraceTogether. Fungsi aplikasi ini adalah mencatat pergerakan pengguna dan akan digunakan jika harus melakukan pelacakan di kemudian hari.

Secara teknologi, TraceTogether memanfaatkan sinyal Bluetooth untuk mendeteksi jarak antar pengguna aplikasi dalam radius dua meter. Digabungkan dengan data GPS, aplikasi TraceTogether dapat mendeteksi lokasi, jarak (proximity), maupun durasi pengguna di sebuah tempat. 

Data ini kemudian disimpan dienkripsi di dalam smartphone pengguna selama 21 hari. Ketika dibutuhkan (seperti ketika pengguna ternyata positif terinfeksi Corona), data itu akan dianalisa oleh otoritas Pemerintah Singapura. Hasil analisa akan memudahkan pemerintah dalam melacak setiap orang yang berhubungan dengan pasien tersebut.

Menurut Government Technology Agency (GovTech) Singapura yang membuat aplikasi ini, TraceTogether diharapkan membuat proses pelacakan semakin cepat dan akurat. “Selama ini, proses pelacakan lebih banyak mengandalkan ingatan pasien, yang mungkin tidak bisa mengingat semua detail,” ungkap juru bicara GovTech. Sementara jika berbasis aplikasi, jejak pengguna akan secara akurat tersimpan.

Pemerintah Singapura menjamin, aplikasi ini tetap menjaga privasi pengguna. Saat mendaftar, pengguna hanya diminta nomor telepon tanpa perlu menyerahkan informasi nama, lokasi, maupun data kontak. Data juga tersimpan di smartphone pengguna, dan hanya akan digunakan jika dibutuhkan untuk proses pelacakan.

Pemanfaatan data smartphone juga dilakukan Korea Selatan dalam memerangi Corona. Meski tanpa aplikasi, Pemerintah Korea Selatan mendapat kewenangan untuk melihat history lokasi warga yang positif tertular virus Corona. Berdasarkan data tersebut, petugas kesehatan akan melacak siapa saja yang mungkin tertular korban. 

Data itu bahkan diumumkan ke publik agar warga yang kebetulan melakukan aktivitas di dekat pasien dapat waspada dan memeriksakan diri ke instansi kesehatan. 

Kecepatan Singapura dan Korea Selatan dalam mendeteksi pasien dan warga yang berpotensi tertular terbukti berhasil menekan penyebaran virus Corona. Semoga saja, Pemerintah Indonesia bisa melakukan langkah yang sama.