Bagi pelaku digital UKM, adanya himbauan dari Presiden Jokowi yang menganjurkan untuk bekerja dan beraktivitas di rumah justru membuat lonjakan transaksi secara daring meningkat tajam. Baik untuk menjawab kebutuhan modal tambahan akan peningkatan stock ataupun untuk kebutuhan mengatasi krisis pasca COVID-19, fintech dapat membantu memberikan akses finansial yang mudah dan aman untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan. Bersamaan dengan yang hal tersebut, KoinWorks bersama dengan fintech lain siap menjadi gerbang terdepan pelayanan keuangan bagi semua pelaku UKM yang usahanya tetap harus berjalan di tengah perubahan perilaku masyarakat yang telah disesuaikan dengan anjuran Pemerintah untuk melakukan social distancing dan work from home. “Kami akan tetap siap mendampingi pelaku bisnis UKM yang mengalami kesulitan di tengah perubahan ekonomi seperti sekarang dan kami juga akan terus berupaya melindungi pengguna dengan meyakinkan mereka bahwa dana yang ada di KoinWorks tetap aman,” ujar Mark Bruny selaku Chief Financial Officer (CFO) KoinWorks.Tidak seperti krisis keuangan yang pernah terjadi di Indonesia sebelumnya, dimana layanan keuangan kehabisan modal karena adanya kredit macet, KoinWorks menyalurkan pembiayaan langsung dari para pendana dalam upayanya mendukung usaha kecil dan menengah.Selain itu, tidak sama halnya dengan situasi pasar modal, pengguna diharapkan tidak perlu ragu pada penggunaan layanan keuangan digital, yang terpenting ialah dengan memastikan fintech yang dipilih telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). “KoinWorks tetap beroperasi seperti biasa dengan menyelesaikan pendanaan Seri B pada bulan November 2019 merupakan saat yang tepat untuk mendukung UMKM terus berjalan, didukung oleh peran mitra kami yang berasal dari perusahaan investasi dan perbankan terkemuka seperti, Mandiri Capital Indonesia, Gunung Sewu, Convergence Venture, Quona Capital, EV Growth dan Saison Capital,” lanjut Mark.“Kami juga hanya menyediakan pinjaman produktif bagi UKM Digital dengan kelengkapan informasi yang telah diverifikasi secara digital. Hal tersebut yang akhirnya membantu kami untuk menjaga nilai gagal bayar sekitar 1%, lebih rendah dibandingkan sesama pemain fintech lending lainnya,” tutup Mark.