Pandemi Covid-19 atau virus corona turut menginfeksi ekonomi global dan dalam negeri. Industri di berbagai sektor pun harus menghadapi krisis ekonomi, tak terkecuali industri teknologi.
Namun, perusahaan teknologi asal China, Xiaomi, tetap optimistis dan percaya diri akan baik-baik saja menghadapi krisis ini.
Country Director Xiaomi Indonesia, Alvin Tse mengatakan, permintaan produk Xiaomi diperkirakan akan tetap tinggi di tengah wabah Covid-19 ini.
Prediksi tersebut bukan tanpa sebab. Pasalnya, menurut Alvin, "harga miring" yang jadi ciri khas Xiaomi akan menjadi daya tarik bagi masyarakat yang juga terdampak krisis ekonomi.
Sama seperti Xiaomi global, Xiaomi Indonesia juga menerapkan strategi bisnis dengan tidak mengambil untung lebih dari lima persen dari margin penjualan produk. Secara model bisnis, Xiaomi sesumbar bahwa memiliki anggaran bisnis yang tetap. Artinya, perusahaan tidak mengeluarkan biaya besar untuk beberapa sektor.
"Kami tidak punya biaya banyak toko dan tidak perlu bayar banyak untuk promotor. Itu sebabnya, kondisi bisnis Xiaomi di tengah krisis ini masih stabil dan baik," ungkap Alvin saat konferensi pers.
trategi lain yang diterapkan adalah skema penjualan. Xiaomi akan lebih banyak menggenjot penjualan melalui jalur online, salah satunya melalui program Mi Fans Festival yang akan digelar 7-9 April.
Dalam acara ini, Xiaomi menggandeng beberapa mitra e-commerce. Untuk pertama kalinya, Xiaomi juga meluncurkan aplikasi Mi Shops yang memudahkan calon pembeli membeli produk Xiaomi.
Xiaomi juga meminta mitra toko, baik offiline maupun online untuk memberikan lebih banyak opsi pembayaran, seperti kredit atau fitur pay later yang ada di beberapa e-commerce.
Alvin pun mengatakan, lini supply Xiaomi saat ini masih berjalan normal dan stabil. Namun dari segi produksi, ia mengatakan ada sedikit kendala meskipun masih berjalan normal.
Ia tidak menjelaskan lebih lanjut kendala apa yang dimaksud. Alvin memprediksi, kuartal II tahun ini akan menjadi periode yang berat karena kasus corona di Indonesia semakin meningkat.
Namun ia meyakini, setelah pandemi ini bisa dikontrol, daya beli akan kembali tumbuh. Optimisme Alvin tak lepas dari apa yang terjadi di pasar China. Menurut Alvin, meskipun daya beli di China menurun, namun smartphone adalah merupakan kebutuhan esensial.Sehingga, permintaan akan pulih kembali setelah pandemi ini bisa diatasi. "Karena nilai yang diterapkan oleh xiaomi membuat produk kami bisa bertahan menghadapi pergolakan ekonomi di krisis ini," pungkas Alvin.