Find Us On Social Media :

Gara-gara Konten Porno, Singapura Larang Guru Gunakan Aplikasi Zoom

By Adam Rizal, Minggu, 12 April 2020 | 09:09 WIB

Zoom

Kementerian Pendidikan Singapura telah menangguhkan penggunaan alat konferensi video Zoom oleh para guru.

Kebijakan itu keluar setelah "insiden yang sangat serius" terjadi pada pekan pertama masa karantina nasional pandemi Covid-19. Sebagai informasi, saat ini Pemerintah Singapura menerapkan kebijakan pembelajaran dari rumah untuk mencegah penyebaran wabah Covid-19.

Insiden serius tersebut adalah munculnya gambar tidak senonoh di layar Zoom selama sesi video pembelajaran. Selain itu, seorang pria aneh membuat komentar cabul selama streaming pelajaran geografi dengan remaja perempuan.

Kejadian di Singapura ini semakin menambah panjang daftar zoombombing alias gangguan yang terjadi pada sesi Zoom. Kejadian zoombombing ini tak lepas dari berbagai lubang keamanan yang ada di Zoom, seperti ID Room yang mudah ditebak serta minimnya mekanisme mencegah orang asing masuk ke sesi video.

Padahal di sisi lain, Zoom mengalami lonjakan pengguna saat kantor dan sekolah di seluruh dunia menghentikan aktivitas akibat wabah Covid-19.

BACA JUGA: Lima tips mencegah Zoombombing

"Ini adalah insiden yang sangat serius. MOE (Kementerian Pendidikan) saat ini sedang menyelidiki kedua pelanggaran ini dan akan mengajukan laporan polisi jika diperlukan," kata Aaron Loh dari divisi teknologi pendidikan kementerian, tanpa merinci insiden tersebut.

Sebagai tindakan pencegahan, guru akan menangguhkan penggunaan Zoom sampai masalah keamanan ini diselesaikan.

Loh mengatakan bahwa mereka akan memberi saran lebih lanjut kepada guru tentang protokol keamanan, seperti mensyaratkan login yang aman dan tidak membagikan tautan pertemuan di luar siswa di kelas.

Daftar Organisasi yang Melarang Zoom

Bukan cuma Singapura yang mengambil langkah tegas dalam penggunaan Zoom. Taiwan dan Jerman telah membatasi penggunaan Zoom. Google Alphabet Inc melarang versi desktop Zoom dari laptop perusahaan. Perusahaan juga menghadapi gugatan class action.

Banyak kekhawatiran muncul karena Zoom tidak memiliki sistem keamanan enkripsi sesi pertemuan ujung-ke-ujung, perutean lalu lintas melalui China serta zoombombing, yaitu ketika tamu tak diundang dapat mengganggu rapat.

Pejabat di Berkeley High School di California mengatakan, mereka menghentikan penggunaan Zoom setelah muncul seorang "pria dewasa telanjang menggunakan cemoohan rasial" di sebuah sesi video. Padahal, pertemuan tersebut dilindungi kata sandi di Zoom, menurut surat kepada orang tua yang dilihat oleh Reuters.

Untuk mengatasi masalah keamanan, Zoom telah memulai rencana 90 hari untuk meningkatkan masalah privasi dan keamanan, juga telah menunjuk mantan kepala keamanan Facebook Alex Stamos sebagai penasihat.