Mereka pun kembali ke prinsip dasar kesehatan dengan lebih sering mengkonsumsi makanan sehat seperti buah-buahan, sayur, dan vitamin.
Konsumen yakin bahwa dengan mengkonsumsi makanan sehat dan vitamin dapat meningkatkan imunitas tubuh sehingga mereka terhindar dari COVID-19.
Yang tak kalah menarik, 18% konsumen justru lebih sering berolahraga. Rajiv mengatakan “Konsumen memang menghindari pergi ke gym karena pembatasan sosial. Sebagai gantinya, mereka berolahraga di rumah atau di sekitar lingkungan rumahnya. Ini merupakan kesempatan bagi produsen perlengkapan olahraga untuk memfasilitasi konsumen berolahraga di rumah.”
Menurut Rajiv, sementara aktivitas terkait kesehatan meningkat, aktifitas lain yang berhubungan dengan kegiatan sosial, hiburan di luar rumah, transportasi, dan jalan-jalan menurun drastis.
Konsumen mengurangi aktifitas di luar rumah, keramaian, dan berkerumun untuk menghindari penularan COVID-19.
Berjalan-jalan di akhir pekan, misalnya, tidak lagi dilakukan oleh 77% konsumen di Indonesia.
Tak jauh berbeda, 76% konsumen mengurangi frekuensi pergi ke mall dan sebanyak 73% konsumen tidak berlibur sejak darurat COVID-19.
Aktifitas lain yang lebih jarang dilakukan konsumen yaitu berkumpul dengan teman-teman mereka serta makan di luar rumah.
Dengan berkurangnya berbagai kegiatan di luar rumah, perilaku konsumen terhadap penggunaan alat transportasi pun ikut menurun.
Pada akhir Maret 2020 lalu, 66% konsumen lebih jarang menggunakan jasa transportasi online baik Gojek maupun Grab, dan 65% konsumen mengurangi penggunaan transportasi umum.
Sementara itu terdapat 39% konsumen yang lebih jarang menggunakan kendaraan pribadinya.
Di sisi lain, dengan banyaknya konsumen yang bertahan di rumah merupakan kesempatan bagi industri digital untuk lebih berkembang lebih cepat.