Find Us On Social Media :

Akibat Pandemi Corona GoPro Pecat 200 Karyawan

By Adam Rizal, Minggu, 19 April 2020 | 15:30 WIB

GoPro

Pandemi Covid-19 telah menyebar ke lebih dari 200 negara, tak sedikit ekonomi perusahaan yang terdampak oleh wabah akibat virus corona tersebut. Salah satunya adalah perusahaan kamera aksi, GoPro.

Untuk memepertahankan bisnisnya di tengah pandemo Covid-19 ini, GoPro mengumumkan memangkas karyawan dan mengubah model bisnisnya di sejumlah wilayah.

Perusahaan asal California AS itu dikabarkan telah memangkas jumlah karyawannya saat ini sebanyak 20 persen.

Sebelumnya, pada 2016 lalu GoPro telah mengurangi 1.500 karyawan menjadi kurang dari 1.000. GoPro kembali memangkas sekitar 200 karyawan, yang diharapkan bisa menghemat biaya operasional hingga 100 juta dollar AS.

Selain itu, GoPro juga berencana memangkas biaya opersional di luar sumber daya manusia (SDM) pada 2021 mendatang, hingga 250 juta dollar AS. Model bisnis berubah Pendiri dan CEO GoPro, Nicholas Woodman mengatakan bahwa pandemi Covid-19 telah memaksa GoPro untuk mulai bertransisi menerapkan gaya bisnis yang lebih efisien.

"Kami akan bertransisi menjadi bisnis direct-to consumer-centric yang lebih efisien dan lebih menguntungkan," ujar Woodman.

GoPro mengklaim situs resminya pada 2019 lalu menarik tujuh juta pengunjung setiap bulannya, dan lebih dari 20 persen pendapatannya berasal dari pasar utama GoPro di Eropa, serta 20 persen dari Amerika Serikat.

Ke depannya, GoPro tetap akan berjualan melalui distributor, namun hanya di wilayah yang karakter konsumennya lebih suka melakukan pembelian secara offline, atau secara tidak langsung.

Metode penjualan secara langsung (tanpa distributor) akan dipakai di negara-negara dimana situs GoPro.com sudah mampu menarik pasar yang besar. Untuk memimpin pola bisnis barunya ini, GoPro menunjuk Aimee Lapic sebagai Chief Digital Officer GoPro.

Sebelumnya, Lapic menjabat sebagai Chief Marketing Officer di perusahaan pencarian musik dan podcast, Pandora.