Layanan pesan instan milik Facebook yaitu WhatsApp menambahkan fitur yang memungkinkan pengguna dapat melakukan panggilan video atau video call maupun panggilan telepon biasa lebih dari empat partisipan.
Hal ini dilakukan untuk mendukung miliaran pengguna WhatsApp yang terpaksa melakukan kegiatan belajar atau bekerja dari rumah selama masa pandemi virus corona SARS-Cov-2 (Covid-19).
Nantinya fitur baru ini akan tersedia di pembaruan WhatsApp 2.20.128 versi beta.
"Pada pembaruan WhatsApp 2.20.128 versi beta, saya sudah mengumumkan bahwa WhatsApp tengah berencana untuk memperpanjang limit partisipan untuk fitur panggilan telepon dan video. Fitur ini akan membantu pengguna berkomunikasi dengan lebih baik," tulis pengelola situs Wabeta Info yang dikenal sering membocorkan fitur-fitur terbaru WhatsApp.
Saat ini layanan panggilan video dan telepon WhatsApp maksimal hanya diikuti empat partisipan. Perusahaan yang berkantor pusat di Menlo Park ini dikabarkan bakal menambahkan dua partisipan lagi untuk pembaruan WhatsApp selanjutnya.
Meski begitu, masih belum jelas kapan WhatsApp akan merilis fitur secara masif baik ke pengguna Android maupun IOS seperti dikutip GSM Arena.
Sebelumnya WhatsApp telah berupaya untuk memerangi pandemi virus corona dengan membatasi pesan viral yang bisa diteruskan (forward) oleh para penggunannya demi menekan penyebaran misinformasi atau berita hoaks Covid-19.
Perusahaan menjelaskan setiap pesan yang tergolong viral hanya bisa diteruskan lagi ke satu kontak saja. Pesan yang tergolong viral adalah pesan yang sudah diteruskan kepada lima orang atau lebih.
Pesan seperti ini biasanya ditandai dengan tanda forward di WhatsApp. Jika pesan berubah menjadi tanda forward bertumpuk dua, berarti pesan itu sudah diteruskan lebih dari lima kali.
Fitur ini sudah diterapkan di seluruh dunia pada 7 April 2020 lalu. Juru bicara Facebook menilai langkah WhatsApp ini merupakan usaha lanjutan tahun lalu yang membatasi penerusan pesan maksimal ke lima orang sekaligus.
"Apakah semua penerusan buruk? Tentu saja tidak, namun kami telah melihat peningkatan yang signifikan dalam jumlah penerusan yang menurut pengguna (informasinya) terlalu berlebihan dan bisa menyebabkan misinformasi," ujar WhatsApp dalam blog resminya.