Find Us On Social Media :

Intel dan Mitranya Manfaatkan AI untuk Restorasi Terumbu Karang

By Cakrawala, Senin, 27 April 2020 | 10:00 WIB

Project: CORaiL adalah proyek bersama Intel, Accenture, dan Sulubaaï Environmental Foundation yang memanfaatkan AI untuk membantu para peneliti dalam merestorasi terumbu karang.

Bertepatan dengan Hari Bumi minggu lalu, Intel dengan mitranya mengumumkan Project: CORaiL yang memanfaatkan AI (artificial intelligence) untuk membantu para peneliti dalam memonitor dan merestorasi terumbu karang. Terumbu karang populasinya memang telah menurun drastis. Menurut WWF (World Wildlife Fund), jumlah terumbu karang laut dangkal di dunia tinggal sekitar setengahnya. Padahal, terumbu karang dipercaya bertanggung jawab menunjang kehidupan 25% spesies laut di dunia.

Project: CORaiL sendiri di-deploy pada bulan Mei 2019 di terumbu karang sekeliling Pulau Pangatalan di Filipina dan telah mengumpulkan sekitar 40.000 gambar. Gambar-gambar tersebut sudah pula digunakan untuk mengukur kesehatan terumbu karang bersangkutan secara real-time. Adapun mitra Intel dalam proyek itu adalah Accenture dan Sulubaaï Environmental Foundation.

"Project: CORaiL adalah sebuah contoh luar biasa bagaimana teknologi AI dan edge bisa digunakan untuk membantu para peneliti dalam memonitor dan merestorasi terumbu karang. Kami sangat bangga untuk bermitra dengan Accenture dan Sulubaaï Environmental Foundation pada usaha penting ini untuk melindungi planet kita," ujar Rose Schooler (Corporate Vice President, Sales and Marketing Group, Intel).

Indikator penting dari kesehatan terumbu karang secara keseluruhan adalah banyaknya dan beragamnya ikan di sekitar terumbu karang tersebut. Cara memonitor terumbu karang umumnya melibatkan penyelam manusia untuk secara langsung mengumpulkan data maupun mengambil foto dan video untuk dianalisis kemudian.

Namun, metode "tradisional" itu memiliki kekurangan seperti terganggunya tingkah laku ikan-ikan dan terbatasnya waktu penyelam di dalam laut. Terganggunya tingkah laku ikan-ikan bisa mempengaruhi hasil survei karena bisa mengubah banyaknya dan beragamnya ikan yang tercatat. Sementara, terbatasnya waktu penyelam di dalam laut dalam mengambil foto dan video yang biasanya sekitar 30 menit, membuat metode bersangkutan kurang efisien.

Dengan Project: CORaiL, Intel dan mitranya menggunakan beberapa kamera video bawah air laut untuk mendeteksi dan mengambil foto ikan sewaktu mereka lewat. Kamera itu dilengkapi dengan VASP atau Accenture Applied Intelligence Video Analytics Services Platform. VASP memanfaatkan AI untuk menghitung dan mengklasifikasikan ikan-ikan yang dideteksi dan difotonya tersebut. Data-data itu pun dikirimkan ke dashboard yang berada di permukaan. Para peneliti kemudian bisa melihat analisis dan tren pada dashboard bersangkutan secara real-time. Hal tersebut membantu mereka untuk mengambil keputusan yang berdasarkan data dalam melindungi terumbu karang secara lebih cepat.

"Nilai dari data Anda bergantung pada seberapa cepat Anda bisa mengumpulkan aneka insight untuk membuat berbagai keputusan darinya," sebut Athina Kanioura (Chief Analytics Officer and Applied Intelligence Lead, Accenture). "Dengan kemampuan untuk melakukan analisis real-time pada video yang di-streaming, VASP membolehkan kami untuk menyadap ke dalam suatu sumber data yang kaya — pada efeknya melakukan monitoring yang "hands-on" tanpa menggangu lingkungan bawah laut.

VASP sendiri ditenagai oleh prosesor Intel Xeon, Intel FPGA Programmable Acceleration Card, Intel Movidius VPU, dan toolkit Intel Distribution of OpenVINO.

Adapun terumbu karang yang dimonitor alias terumbu karang yang di dekatnya diletakkan beberapa kamera video, adalah terumbu karang yang sedang direstorasi. Terumbu karang tersebut ditopang oleh platform yang disebut Sulu-Reef Prosthesis. Platform bawah laut tersebut didesain oleh Sulubaaï Environmental Foundation. Selain menopang, Sulu-Reef Prosthesis juga menyertakan sejumlah fragmen dari terumbu karang hidup yang akan tumbuh dan berkembang, menambah terumbu karang yang direstorasi.

Intel dan mitranya pun sedang mengembangkan generasi berikutnya dari Project: CORaiL yang menawarkan kemampuan lebih baik lagi.