Alibaba melalui lini usaha di bidang komputasi awan, Alibaba Cloud menggelontorkan dana USD 30 juta atau sekitar Rp 462 miliar untuk membantu usaha kecil menengah (UKM) yang terdampak pandemi corona, termasuk di Indonesia. Bentuk bantuan berupa adopsi teknologi cloud.
President of International Business Alibaba Cloud Intelligence Selina Yuan mengatakan, virus corona mengakibatkan munculnya tantangan baru. Utamanya, UKM yang sering kali dihadapkan pada kendala keuangan dan akses teknologi yang terbatas.
Karena itu, perusahaan teknologi asal Tiongkok ini memberikan bantuan dalam bentuk adopsi cloud.
"Progam ini terbuka bagi UKM yang telah maupun belum menggunakan Alibaba Cloud,” kata Yuan dalam siaran pers.
“Ini dapat membantu menjaga kelangsungan bisnis mereka di masa dan pasca-pandemi," ucapnya.
Program tersebut dibuka sejak kemarin (23/4) hingga 22 Juni. Pelaku UKM yang belum menggunakan Alibaba Cloud, dapat mengajukan diri untuk mengadopsi portofolio solusi teknologi yang terdiri dari paket dukungan dengan 12 produk utama.
Paket itu di antaranya Elastic Compute Service (ECS) yang mendukung aplikasi cloud dengan latensi rendah dan Object Storage Service (OSS) layanan terenkripsi untuk penyimpanan data. Lalu, ada Cloud Academy Course untuk pelatihan yang mencakup semua dasar-dasar Alibaba Cloud.
Sedangkan untuk UKM yang telah menggunakan Alibaba Cloud, dapat mendaftarkan diri untuk mendapatkan kupon produk. Hal ini bertujuan untuk membantu mereka memperluas atau meningkatkan aplikasi cloud pada bisnisnya.
Sebelumnya, Alibaba dikabarkan menginvestasikan USD 28 miliar atau sekitar Rp 435 triliun untuk mengembangkan layanan cloud selama tiga tahun.
Hal itu sebagai respons terhadap permintaan perangkat lunak (software) di Tiongkok yang melonjak selama pandemi Covid-19.
Alibaba menyatakan perusahaan akan menghabiskan dana untuk pengembangan semikonduktor dan sistem operasi, serta membangun infrastruktur pusat data. Presiden Alibaba Cloud Intelligence Jeff Zhang berharap investasi ini bisa mendorong bisnis perusahaan.
"Kami berharap investasi (Rp 435 triliun) tersebut akan membantu bisnis untuk segera pulih," ujar Zhang dikutip dari Reuters.