Find Us On Social Media :

Zoom Mengambil Langkah Mengejutkan dengan Memilih Oracle Cloud

By Wisnu Nugroho, Rabu, 29 April 2020 | 17:00 WIB

Zoom mengambil langkah mengejutkan dengan menggandeng Oracle Cloud

Zoom, layanan video conference yang sedang naik daun itu, mengambil langkah mengejutkan. Zoom memilih layanan Oracle Cloud dalam meningkatkan infrastruktur TI-nya.

Langkah Zoom meningkatkan infrastruktur TI-nya memang bukan tanpa alasan. Sepanjang bulan Maret 2020 kemarin, pengguna aktif Zoom mencapai 300 juta pengguna. Angka ini naik 50% dari pengguna di bulan Februari 2020 sebanyak 200 juta.

“Saat ini Zoom mengalami peningkatan bisnis yang tidak pernah dirasakan sebelumnya, sehingga penting bagi kami untuk mengembangkan kapasitas layanan kami,” ungkap CEO Zoom, Eric. S. Yuan. “Kami telah menimbang banyak platform [untuk mengembangkan kapasitas], dan akhirnya memilih Oracle Cloud Infrastructure,” tambah Yuan. Pendiri Zoom ini menyebut, pemilihan ini didorong kelebihan Oracle Cloud dari sisi performa, security, dan support.

Akan tetapi, pemilihan Oracle Cloud ini tetap terbilang mengejutkan. Oracle memang perusahaan software terbesar kedua di dunia, namun bisa dibilang “anak bawang” di area cloud. Saat ini, pasar cloud dikuasai AWS, Microsoft Azure, Alibaba Cloud, atau Google Cloud. 

Data Q4 2019 dari Synergy Data Group menunjukkan Oracle Cloud hanya menguasai 2% pasar cloud, itu pun lebih kepada SaaS (Software-as-a-Service) yang didorong kekuatan software ERP Oracle.

Gambaran market share industi cloud computing berdasarkan Synergy Data Group

Market share yang lebih kecil memang bukan berarti lebih jelek. Namun industri cloud memiliki karakter yang terkait erat dengan skalabilitas. Contohnya kapasitas dan lokasi data center menjadi faktor penting dalam menyediakan performa andal, utamanya untuk layanan global seperti Zoom. Saat ini Oracle memang sedang serius mengembangkan lokasi data center-nya, dengan target 36 data center di seluruh dunia akan tercapai di akhir tahun ini.

Namun angka itu bukan apa-apa dibanding AWS yang memiliki 76 data center yang tersebar di seluruh dunia (termasuk Indonesia). 

Akan tetapi, keputusan Zoom memilih Oracle Cloud bisa jadi didorong visi mereka untuk melebarkan pasar layanan video conference-nya. Saat ini, pengguna layanan Zoom lebih ke segmen SMB, sementara pengguna enterprise dikuasai oleh nama-nama besar seperti Cisco Webex. 

Dengan menggandeng Oracle, Zoom dapat “mendompleng” kebesaran nama Oracle di dunia enterprise. Nama Oracle sinonim dengan kestabilan dalam menangani critical apps dan security, faktor yang disorot Zoom belakangan ini. 

Alasan lain mungkin lebih sederhana, yaitu Zoom tidak ingin membagi bisnisnya dengan pesaingnya. Karena di arena video conference, Amazon memiliki Chime, Microsoft memiliki Teams, dan Google memiliki Meets. 

Atau bisa jadi, Oracle menawarkan harga yang sangat kompetitif kepada Zoom, sebagai bagian dari langkah Oracle berbicara di dunia cloud computing.