Find Us On Social Media :

Dampak Wabah COVID-19 Terhadap Persona Konsumen di Indonesia

By Cakrawala, Kamis, 30 April 2020 | 19:00 WIB

Ilustrasi persona konsumen yang penggunaan aplikasi untuk berbelanjanya meningkat berkat COVID-19.

ADA yang merupakan konsultan dan agensi periklanan digital berbasiskan data, baru saja merilis temuannya perihal perubahan perilaku konsumen di Indonesia akibat wabah COVID-19. Setidaknya ada enam persona yang ditemukan ADA hadir pada masyarakat Indonesia berkat wabah COVID-19 dan berbagai tindakan yang diambil pemerintah untuk melawannya. Wawasan mengenai persona konsumen di Indonesia akibat wabah COVID-19 tersebut tentunya bisa memberikan masukan kepada pelaku bisnis di tanah air.

"Yang kita lakukan adalah, kita mencoba meng-capture berbagai macam persona yang berubah di masyarakat, yang mereka sudah beradaptasi. Dari sini, satu, ada beberapa persona yang kita dapat," ujar Faradi Bachri (Agency Country Director ADA di Indonesia).

Adapun data-data yang dikumpulkan oleh ADA untuk mendapatkan wawasan bersangkutan di Indonesia mencakup pemanfaatan sekitar 155 juta perangkat dan 200 ribu aplikasi yang digunakan oleh masyarakat. ADA pun mempelajari reaksi masyarakat, masa transisi alias proses adaptasi masyarakat, dan kebiasaan baru masyarakat sehubungan wabah COVID-19 dalam menetapkan enam persona yang dimaksud. Keenam persona itu sendiri bisa dilihat berikut ini.

1. The Adaptive Shopper

The adaptive shopper adalah yang sudah memiliki/menginstal aplikasi untuk berbelanja tetapi belum atau jarang menggunakannya. Setelah beradaptasi dengan imbauan pemerintah dan sejenisnya sehubungan COVID-19, mereka pun menjadi menggunakan aplikasi untuk berbelanja dalam berbelanja. ADA mencatat penggunaan aplikasi untuk berbelanja meningkat sampai sekitar 800% menjadi sekitar 900% dibanding sebelumnya. ADA pun mencatat terdapat sekitar 870 ribu entitas yang masuk ke dalam the adaptive shopper.

2. The Brave One

The brave one adalah yang mobilitasnya tidak mengalami perubahan dan penggunaan aplikasnya juga tidak mengalami perubahan maupun mengalami perubahan yang relatif sedikit dibandingkan yang lain. ADA menyakini the brave one ini merupakan orang-orang yang tetap bekerja seperti "biasa", termasuk orang-orang yang bertugas di garis depan melayani masyarakat dalam melawan COVID-19. Terdapat 2 juta entitas yang masuk ke dalam kategori tersebut.

3. The Market Observer

The market observer adalah yang memonitor kondisi saham dan mata uang untuk melihat peluang yang muncul. Peluang itu tentunya diharapkan bisa diambil untuk memberikan keuntungan finasial terhadap mereka. The market observer adalah yang menunjukkan penggunaan aplikasi finansial yang meningkat signifikan. Terdapat peningkatan sampai sekitar 800% untuk penggunaan aplikasi finasial, tetapi belakangan mengalami penurunan. ADA mencatat sebanyak 130 ribu entitas yang masuk ke The market observer.

4. The Bored Homebody

The bored homebody adalah yang secara mobilitas bisa dibilang terus di rumah. Karena terus di rumah, tidak pergi ke mana-mana seperti sebelum wabah COVID-19, mereka punya waktu luang yang banyak. Alhasil, mereka mencari hiburan dengan bermain gim maupu menonton. Namun, ADA juga mencatat peningkatan di pencarian hobi. Terdapat peningkatan sampai sekitar 800% untuk penggunaan aplikasi hiburan. Adapun besarnya populasi dari the bored homebody adalah 13,3 juta entitas.

5. The Health Nut

The health nut adalah yang karena memiliki banyak waktu luang menjadi rajin memonitor kondisi fisik dan mentalnya. Dengan kata lain the health nut adalah yang perhatian terhadap kesehatannya meningkat, teramasuk perihal ketenangan pikiran. ADA menemukan terjadi peningkatan sebesar sampai 1.000% untuk penggunaan aplikasi kesehatan. Terdapat 130 ribu entitas yang masuk ke dalam the health nut.

6. The Yearning Traveler

The yearning traveler adalah yang memikirkan perihal traveling di masa depan tatkala wabah COVID-19 berakhir. The yearning traveler menggunakan aplikasi sehubungan traveling, baik itu aplikasi yang mengurusi review tempat-tempat wisata dan sejenisnya maupun aplikasi yang mengurusi tiket dan sejenisnya. Terdapat peningkatan penggunaan aplikasi sehubungan traveling sampai sekitar 800%. The yearning traveler sendiri memiliki populasi sebanyak 125 ribu entitas.