Seperti informasi yang sudah beredar, layanan video on demand, HOOQ akan menutup layanannya di semua negara mulai besok.
Sehari menjelang penghentian layanan, HOOQ pun pamit kepada seluruh pengguna setianya di Indonesia.
Ucapan pamit disampaikan HOOQ melalui berbagai media sosial resminya, seperti Twitter, Instagram, dan Facebook.
"30 April 2020, kami pamit. Kami semua di HOOQ mengucapkan terima kasih atas kebersamaan Anda selama 5 tahun", begitu tulis HOOQ kepada seluruh penggunanya.
Beragam respons disampaikan pengguna HOOQ . Kebanyakan dari mereka menyayangkan penutupan ini, tetapi tidak sedikit yang mengucapkan terima kasih.
Mereka yang menyayangkan penutupan layanan mengaku belum selesai menonton serial atau film yang sedang ditontonnya. Seperti yang diakui salah satu pengguna HOOQ dengan akun Instagram @rifkyfikriansahh.
"Min, gue nonton Avatar belum tamat kok udah pamit aja?," katanya.
Pengakuan senada juga banyak dilontarkan penonton HOOQ di kolom komentar di Instagram dan Twitter. Penutupan HOOQ dikonfirmasi langsung oleh Head of HOOQ Indonesia, Guntur Siboro.
Guntur menuturkan, penutupan layanan dikarenakan para pemegang saham HOOQ sudah melakukan pengajuan likuidasi di Singapura pada 27 Maret lalu.
Dilaporkan Channel News Asia, pemegang saham mayoritas HOOQ , yakni Singapore Telecommunication (Singtel) mengajukan likuidasi, karena pertumbuhan bisnis yang kurang maksimal untuk menutup biaya operasional.
Perubahan pasar video on demand juga membuat model bisnis yang mereka terapkan tidak membuahkan hasil maksimal.
"Penyedia konten global maupun lokal semakin tinggi, biaya konten tetap tinggi, dan kemampuan membayar pelanggan di negara berkembang secara perlahan-lahan mulai tumbuh dengan semakin banyaknya pilihan," kata perwakilan HOOQ .