Find Us On Social Media :

Aplikasi Pesan Instan ChatAja Hadirkan 3 Pembaruan untuk Penggunanya

By Rafki Fachrizal, Jumat, 8 Mei 2020 | 12:31 WIB

Aplikasi pesan instan buatan lokal, ChatAja, merilis beberapa pembaruan di aplikasinya terkait pandemi COVID-19 yang sedang terjadi.

Pembaruan tersebut di antaranya stiker bertema COVID-19, tab khusus kesehatan pada fitur Jelajah, dan fitur Curhat Online di Simply.

Reza Akhmad Gandara selkau Co-Founder & CEO ChatAja, dihadirkannya stiker-stiker bertema COVID-19 ini adalah salah satu inisiatif ChatAja untuk mendukung edukasi gaya hidup sehat selama masa karantina. 

“Terdapat puluhan stiker dari paket stiker COVID-19 ini. Isinya imbauan untuk cuci tangan, imbauan untuk selalu memakai masker, hingga imbauan membuka pintu menggunakan siku,” kata Reza Akhmad Gandara.

Selanjutnya, pembaruan yang berupa tab Kesehatan dalam fitur Jelajah. Reza menjelaskan bahwa Jelajah merupakan fitur dari ChatAja yang berisi berbagai akun kanal berita, gim gratis, layanan konseling, konsultasi karir, dan lain sebagainya.

Pada tab Kesehatan, pengguna ChatAja dapat dengan mudah mengakses empat akun resmi dan akun kanal kesehatan resmi yang berisi berbagai informasi dan berita kesehatan termasuk tentang virus corona.

“Belakangan di masyarakat tersebar berbagai hoaks tentang COVID-19, yang dapat membahayakan keselamatan. Maka dari itu kami menghadirkan tab Kesehatan dalam fitur Jelajah ini untuk membantu para pengguna mengakses informasi kesehatan yang terpercaya selama pandemi ini berlangsung,” ungkap Reza.

Akun pertama dari tab Kesehatan di aplikasai ChatAja adalah akun resmi DokterSehat yang menghadirkan fitur konsultasi kesehatan dengan dokter secara online. Selanjutnya adalah akun kanal Awasi COVID-19 yang membagikan informasi terbaru perkembangan pandemi virus corona di Indonesia.

Akun ketiga adalah akun resmi Chatbot RS BUMN yang menghadirkan sebuah chatbot, layanan chat dengan kecerdasan buatan (AI). Fitur utamanya adalah melakukan deteksi awal dari gejala-gejala virus corona yang mungkin dialami pengguna.

Akun terakhir adalah Simply, sebuah layanan curhat dan konseling gratis daring via chat yang tersedia eksklusif di aplikasi ChatAja.

Baca Juga: Startup Airy Tutup Akhir Mei ini

Simply adalah sebuah layanan curhat dan konseling gratis daring via chat yang dikelola oleh enam psikolog dengan latar belakang kompetensi psikologi klinis, perkembangan, dan pendidikan.

Melalui Simply, para pengguna dapat curhat maupun berkonsultasi tentang permasalahan emosional yang dialami selama pandemi via chat. Admin akan terlebih dahulu membantu para pengguna dengan mendengarkan dan/atau memberi solusi permasalahan.

Admin Simply adalah berkualifikasi sarjana psikologi yang telah disiapkan untuk dapat mengakomodasi layanan konsultasi ini di bawah supervisi psikolog. Pada kasus khusus, para pengguna akan bisa langsung berkonsultasi dengan psikolog.

Tia Rahmania, M.Psi, Ketua APSI Banten sekaligus Ketua Unit LPPM Paramadina Psychology for People (PPFP), menjelaskan bahwa berbagai situasi saat ini, termasuk pandemi dan imbauan pembatasan fisik, dapat berimbas pada kondisi psikis seseorang.

“Mulai dari ketakutan dan kecemasan terhadap penyakit, perubahan pola tidur dan makan selama karantina di rumah, kesulitan tidur dan berkonsentrasi, hingga memburuknya kondisi kesehatan fisik dan mental dapat terjadi pada orang tua hingga anak-anak selama pandemi ini berlangsun,” jelas Tia.

Salah satu cara untuk menanggulanginya adalah dengan mengkomunikasikan permasalahan tersebut kepada orang lain, yang kemudian menjadi awal dari dimulainya inisiatif layanan konsultasi daring via chat Simply.

Layanan chat Simply sendiri tidak dipungut biaya, dan dapat diakses melalui fitur Jelajah di aplikasi ChatAja setiap Senin sampai Jumat, pukul 9 pagi hingga 9 malam.

Adapun untuk layanan support system group dan layanan konsultasi via telepon, email, maupun melalui tatap muka dengan psikolog profesional yang memiliki Surat Izin Praktik Psikologi (SIPP).

Baca Juga: Inilah Tren Belanja di Shopee Selama Ramadan dan Pandemi COVID-19