Tak dimungkiri, masa pandemi COVID-19 turut berimbas pada pelaku UMKM. Untuk itu, guna memggenjot kinerja UMKM, pemerintah Indonesia menginisiasi gerakan #BanggaBuatanIndonesia.
Adapun tujuan gerakan ini bertujuan untuk mendorong peningkatan penjualan produk UMKM di tanah air melalui jalur digital.
Hal ini sejalan dengan misi dari GrabForGood; Grab berkomitmen mendukung gerakan #BanggaBuatanIndonesia bersama berbagai perusahaan lainnya yang berada di bawah naungan Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA).
Melalui gerakan ini, Grab akan menghadirkan widget #BanggaBuatanIndonesia di aplikasi Grab supaya pengguna aplikasi dapat mengakses UMKM dengan mudah.
Melalui widget ini, Grab juga akan mendorong UMKM yang masih offline untuk bisa segera memanfaatkan platform online.
Dalam hal ini Grab akan menyediakan berbagai video tutorial bagi UMKM untuk mendaftarkan diri ke dalam platform Grab melalui berbagai layanan yang tersedia seperti GrabFood, GrabExpress, GrabMart, GrabKios serta layanan terbaru, GrabAssistant.
Tak hanya itu, UMKM yang telah terdaftar dalam platform Grab sebelumnya juga berkesempatan untuk memperoleh Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang ditawarkan melalui kolaborasi Grab dan Bank BRI.
Ridzki Kramadibrata (President Grab Indonesia) mengatakan bahwa UMKM memegang peranan penting bagi perekonomian Indonesia, maka dari itu Grab percaya bahwa percepatan transformasi digital dapat membantu UMKM Indonesia untuk bertahan dan bangkit di situasi sulit saat ini.
“Kami percaya pemanfaatan teknologi dapat membawa dampak positif yang signifikan bagi UMKM Indonesia. Untuk itu bersama dengan pemerintah, Grab berkomitmen dan akan berkontribusi dalam membantu UMKM untuk bangkit,” tambah Ridzki.
Melalui GrabMart, Grab juga berusaha mendekatkan UMKM di luar Jawa. "Seperti contohnya, kita dapat membeli ikan dari para nelayan Ambon. Saat ini, mereka terdampak dari pandemi ini sehingga kesulitan untuk mendistribusikan produknya,” jelas Ridzki.
Patut diketahui bahwa pada masa pandemi COVID-19, penjualan UMKM mengalami penurunan tajam terutama untuk kategori nonesensial. Namun, UMKM yang memiliki jalur penjualan secara online ditemukan 80% lebih produktif dan lebih bertahan di tengah terjangan virus COVID-19.