Find Us On Social Media :

Empat Tantangan Industri Manufaktur dalam Menerapkan Remote Working

By Rafki Fachrizal, Sabtu, 16 Mei 2020 | 12:30 WIB

Ilustrasi Digitalisasi di Industri Manufaktur

Remote working (kerja jarak jauh) kini menjadi tren di berbagai industri di tanah air, tak terkecuali industri manafaktur. Namun, faktanya ada beberapa tantangan tersendiri yang harus dihadapi industri ini ketika menerapkan remote working.

Dalam Virtual Media Briefing yang digelar Jumat (15/5), Fadli Hamsani selaku Country Digital Transformation Schneider Electric Indonesia, menjelaskan bahwa setidaknya ada empat tantangan yang dihadapi sektor manufaktur ketika menerapkan remote working.

“Poin pertama yang menjadi tantangan adalah Akses Internet. Maksud di sini adalah apakah industri manufaktur sudah memiliki infrastuktur untuk dapat memberikan akses internet yang baik untuk seluruh karyawan secara secure (aman). Secure di sini artinya sudah complied (memenuhi) dengan topik cybersecurity pastinya,” ujar Fadli.

Selanjutnya poin yang kedua adalah terkait Data. “Saat karyawan sudah memiliki akses internet, misalnya, industri manufaktur harus melihat apakah data-data sudah tersedia? Apakah data-data yang sudah ada berbentuk digital? Sehingga karyawan bisa mengakses dengan mudah saat mereka bekerja remote working,” terang Fadli.

Poin yang ketiga, yakni mengenai Interaksi. “Ini menjadi tantangan karena kebiasaan karyawan yang sebelumnya bisa berkomunikasi antar karyawan, departemen, dan bahkan yang biasanya bisa melihat langsung apa yang terjadi pada mesin di pabrik, semuanya berubah dengan adanya penerapan remote working,” kata Fadli.

Sedangkan tantangan yang terakhir, yaitu mengenai Teknologi Pendukung. “Yang turut menjadi pertanyaan apakah saat ini industri manufaktur sudah siap dengan teknologi pendukung? Katakanlah saat kita membahas digitalisasi atau industri 4.0 yang sangat erat hubungannya dengan IoT (Internet of Things), apakah industri manufaktur sudah siap dengan teknologi itu? Pasalnya, kesiapan teknologi pendukung juga sangat penting agar bisa mengakomodasi ketiga poin yang sudah dijelaskan sebelumnya,” papar Fadli.

Baca Juga: Pentingnya Industri Manufaktur Lakukan Digitalisasi di Tengah Pandemi

Lebih lanjut, terkait dengan teknologi pendukung sendiri, beberapa contoh teknologi pendukung yang diperlukan untuk menjalankan remote working secara efektif dan produktif di antaranya:

  1. Real-time Monitoring, teknologi yang mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasi. Di Schneider Electric, teknologi ini seperti EcoStruxure Building Operation & Power Monitoring Expert yang mampu membantu facility manager dalam mengelola konsumsi energi di pabrik
  2. Realtime Access/Control, teknologi reaktivitas yang cepat dalam perbaikan dan pengambilan keputusan. Schneider Electric sendiri memiliki teknologi EcoStruxure Secure Connect Advisor & AVEVA Insight yang membantu industri melakukan kontrol terhadap peralatan dan mesin untuk menjaga kecepatan respon tim maintenance dan quality control melakukan trouble shooting terhadap masalah yang terjadi di lapangan/pabrik, dan memantau parameter kinerja di pabrik.
  3. Remote FAT (Final Acceptance Tests), teknologi yang mampu memberikan servis transparan dan interaksi terhadap para pelanggan meskipun industri menerapkan remote working. Teknologi Remote FAT salah satunya memungkinkan pengetesan produk jarak jauh sehingga customer tidak perlu datang ke lokasi pabrik.
  4. Connected Asset, teknologi untuk memantau aset-aset kritikal yang ada di pabrik dapat tetap dipantau kinerjanya untuk menjaga produktivitas atau keberlangsungan operasi.

Baca Juga: Smart Grid, Teknologi untuk Kelola Jaringan Listrik Agar Lebih Efisien