iPhone SE menjadi salah satu seri iPhone yang cukup dinantikan bertahun-tahun. Seri ini menjadi alternatif bagi mereka yang ingin memiliki iPhone dengan harga yang lebih "murah" dibanding lini iPhone baru lainnya.
Saat diluncurkan, harga iPhone SE terbaru ini dipatok mulai dari US$399 (Rp 6 juta). iPhone SE 2020 sendiri memiliki wujud serupa dengan iPhone 8. Namun, ditunjang teknologi iPhone 11, yakni SoC Bionic A13.
Hal itu membuat iPhone SE 2020 menarik di mata konsumen. Apple pun bisa lebih hemat dan memerlebar margin keuntungannya dari iPhone SE generasi kedua ini.
Lantas dengan komponen dan bodi yang serupa dengan iPhone 8, berapa "harga asli" yang dikeluarkan Apple untuk "merakit" satu perangkat iPhone SE 2020 ini?
Pertanyaan inilah yang membuat sebuah lab teknologi di Jepang bernama Fomalhaut membeberkan ongkos perakitan iPhone SE 2020.
Setelah dibongkar komponen demi komponen, diketahui bahwa ongkos perakitan iPhone SE 2020 hanya US$217 atau sekitar Rp3,2 juta.
Tak mengejutkan, karena sebagian besar komponen iPhone SE 2020 merupakan material lama iPhone 8.
Dibanding iPhone 8 yang dirilis beberapa tahun lalu dan tanpa menghitung SoC Bionic A13, ongkos perakitan iPhone SE 2020 pun lebih rendah 18 persen.
Beberapa komponen iPhone SE 2020 dan iPhone 8 juga saling kompatibel, seperti layar, kamera, slot kartu SIM, mesin Taptic, dan speaker, sebagaimana dirangkum Phone Arena.
Hal ini membuat pengguna lebih mudah melakukan perbaikan karena spare part yang cukup tersedia dan biayanya pun tidak akan semahal lini iPhone baru. Kendati demikian, ada beberapa komponen yang tidak kompatibel.
Seperti konektor baterai yang berbeda. iPhone SE 2020 menggunakan komponen baterai yang sama seperti lini iPhone 11.
Apple juga makin untung karena tidak perlu repot mengeluarkan dana untuk riset dan pengembangan perangkat.
Selain itu, dengan iPhone SE 2020, Apple bisa memperlebar target pasarnya ke kelas menengah. Hal itu cukup menolong Apple untuk tetap mendapat pemasukan dan pangsa pasarnya dari bisnis iPhone di saat ekonomi global tengah lesu karena pandemi.