Find Us On Social Media :

Xiaomi Pertama Kalinya Bukukan Hampir 50% Pendapatannya dari Luar Cina

By Cakrawala, Jumat, 22 Mei 2020 | 20:30 WIB

Xiaomi umumkan pendapatannya untuk kuartal pertama tahun 2020. Pendapatan dari luar Cina untuk pertama kalinya hampir mencapai setengah dari pendapatan total.

Xiaomi baru saja menyampaikan perihal pendapatannya secara global pada kuartal pertama tahun 2020. Salah satu yang menarik adalah untuk pertama kalinya kontribusi pendapatan dari luar Cina mencapai hampir 50% atau hampir setengah dari pendapatan total Xiaomi. Dengan kata lain, kontribusi dari luar Cina hampir menyamai Cina. Adapun pendapatan total Xiaomi pada kuartal pertama tahun 2020 mengalami pertumbuhan signifikan dibandingkan kuartal pertama tahun 2019 berkat strategi merek ganda (dual brand) dan juga pertumbuhan di segmen bukan smartphone.

“Meski industri menghadapi tantangan yang serius, Grup masih bisa tumbuh di seluruh segmen terlepas pelemahan pasar, yang bisa menggambarkan model bisnis Xiaomi yang fleksibel, ulet, dan kompetitif. Dalam kuartal pertama tahun 2020, kami berhasil menerbitkan obligasi dolar AS pertama yang 7,5 kali kelebihan permintaan; kami juga masuk kembali dalam “Daftar Forbes’ Global 2000 tahun ini, yang menjadi pengakuan pasar modal internasional terhadap Xiaomi,” ujar Lei Jun (Pendiri dan CEO, Xiaomi).

Pada kuartal pertama tahun 2020, Xiaomi mengklaim berhasil mencatatkan pendapatan total sebesar 49,7 miliar renminbi atau 102,9 triliun rupiah. Dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu, pendatapan total Xiaomi itu bertumbuh sebesar 13,6%. Menariknya, seperti telah disebutkan, hampir 50% atau hampir setengah dari pendapatan total Xiaomi tersebut berasal dari luar Cina dengan 24,8 miliar renminbi atau 51,4 triliun rupiah. Pendapatan dari luar Cina Xiaomi pada kuartal pertama tahun 2020 mengalami pertumbuhan sangat signifikan, yakni sebesar 47,8%, dibandingkan kuartal pertama tahun 2019.

India menjadi negara dengan porsi penyumbang terbesar pendapatan Xiaomi dari luar Cina. Sementara di Indonesia sendiri, pangsa pasar smartphone Xiaomi memang mengalami peningkatan. Pangsa pasar smartphone Xiaomi di Indonesia menurut IDC pada kuartal pertama tahun 2020 mendekati 15%. Namun, Xiaomi tidak menyebutkan besarnya porsi kontribusi Indonesia terhadap pendapatan dari luar Cina miliknya.

Sementara, untuk laba bersih pada kuartal pertama tahun 2020-nya, Xiaomi mengklaim sebesar 2,3 miliar renminbi atau 4,7 triliun rupiah sesuai Non-IFRS (Non-International Financial Reporting Standards). Laba bersih tersebut bertumbuh 10,6% dibandingkan kuartal pertama tahun lalu. Laba kotornya sendiri mencapai 7,56 miliar renminbi atau 15,6 triliun rupiah; naik 44,9%.

Peningkatan pendapatan total ini disebutkan Xiaomi karena peningkatan pendapatan pada lini smartphone dan peningkatan pendapatan pada lini bukan smartphone. Yang terakhir ini mencakup segmen IoT dan gaya hidup serta segmen layanan internet. Pada lini smartphone, Xiaomi meyakini strategi merek gandanya, Xiaomi/Mi dan Redmi, berhasil membuat lini smartphone itu mendapatkan pendapatan sebesar 30,3 miliar renminbi atau 62,7 triliun rupiah pada kuartal pertama tahun ini. Pendapatan tersebut bertumbuh 12,3% dibandingkan kuartal pertama tahun lalu.

Pada IoT dan gaya hidup sendiri, pendapatan Xiaomi mengalami peningkatan sebesar 7,8% untuk kuartal pertama tahun 2020 dibandingkan kuartal yang sama tahun 2019. Besaran pendapatan Xiaomi dari segmen bersangkutan adalah 13 miliar renminbi atau 26,9 triliun rupiah.

Sementara, pendapatan dari layanan internet tercatat sebanyak 5,9 miliar renminbi atau 12,2 triliun rupiah pada kuartal pertama yang baru lalu. Pendapatan tersebut meningkat sebesar 38,6% dibandingkan kuartal pertama tahun lalu.

Adapun efek dari pandemi COVID-19 terhadap produksi dan permintaan produknya, Xiaomi menyebutkan secara global hampir pulih. Bahkan, pengapalan smartphone-nya untuk Cina sudah pulih.

“Kami percaya bahwa sebuah krisis bisa menjadi ujian sesungguhnya dalam menguji prinsip, model bisnis, dan potensi pertumbuhan sebuah perusahaan. Seiring dampak pandemi yang makin mereda, kami akan terus berfokus pada strategi ‘5G + AIoT’ dan memperkuat investasi kami dengan tujuan memungkinkan semua orang di dunia menikmati kehidupan yang lebih baik melalui teknologi inovatif," pungkas Lei Jun.