Indonesia E-Commerce Association (IdEA) mencatat peningkatan belanja daring untuk sejumlah produk selama masa work from home alias WFH.
Barang-barang tersebut yaitu produk alat kesehatan, peralatan rumah tangga, dan barang-barang yang berkaitan dengan hobi.
“Jadi ada shifting, kalau kalau yang paling populer barang-barang elektronik, jadi berpindah ke barang yang mendukung WFH,” kata Manager Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah IdEA Rofi Uddarojat.
Tren yang sama terjadi misalnya di salah satu e-commerce, Lazada. Namun selain ketiga produk, Lazada juga mencatat kenaikan belanja daring pada produk pangan segar. Sehingga, Lazada pun meningkatkan kerja sama dengan petani dan Kementerian Pertanian.
“Bagaimana bisa lebih banyak mengajak petani masuk ke e-commerce,” kata Chief Marketing Officer Lazada Indonesia.
Selain Lazada, peningkatan aktivitas belanja dan transaksi daring juga dirasakan oleh PayTren milik dai kondang, Yusuf Mansur.
Terlebih, PayTren kini telah terdaftar dalam sistem Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) dari Bank Indonesia (BI).
Salah satunya yang terjadi di PayTren adalah meningkatnya aktivitas jual beli daring antar komunitas selama COVID-19.
Sehingga, PayTren pun meraup keuntungan karena menjadi salah satu metode pembayaran yang digunakan. Saat ini, jumlah transaksi di PayTren sudah mencapai 45 ribu per hari.
“Sampai akhir tahun bisa di angka 1,5 juta per hari,” kata Yusuf.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan perdagangan daring memang jadi prioritas pengembangan oleh kementeriannya di masa COVID-19 ini.
Namun demikian, Ia menyadari saat ini e-commerce di tanah air masih didominasi produk impor.
Padahal, kata dia, produk dalam negeri tidak kalah. Hanya saja, memang kualitas dan akses pasar dari produk lokal perlu ditingkatkan. Sehingga, ia mengajak semua e-commerce untuk makin terlibat.
“Mendorong produk buatan Indonesia,” kata dia.