PT Bank Central Asia Tbk atau Bank BCA memutuskan untuk melakukan rebranding anak usahanya PT Bank Royal Indonesia jadi Bank Digital BCA. Bank ini berpotensi jadi bank digital pertama di Indonesia.
Rencananya, Bank BCA akan memperkenalkan ke publik Bank Digital BCA pada semester II-2020.
President Direktur Bank BCA Jahja Setiaatmadja mengungkapkan Bank Digital BCA akan bergerak secara digital dan tidak akan mengadopsi cara bank konvensional ekspansi dengan menambahkan kantor cabang fisik.
"Konsepnya tanpa cabang. Semua digital. akan aktif di sosmed dulu," katanya.
Bank digital adalah bank yang beroperasi secara digital, menggunakan platform. Bank ini tidak akan memiliki kantor cabang fisik seperti bank konvensional pada umumnya.
Bank Royal Indonesia diakuisisi BCA pada April 2019 dan akan aktanya diteken pada 31 Oktober 2019 dengan nilai akuisisi Rp 988,04 miliar. BCA menguasai 99,99% sahamnya dan 0,01% BCA Finance.
BCA juga telah menyuntikkan modal Rp 1 triliun agar Bank Digital BCA naik kelas ke Bank BUKU II atau memiliki modal inti di atas Rp 1 triliun.
Direktur Keuangan BCA Vera Eva Liem mengatakan perubahan nama ini sudah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Soft opening [akan dilakukan] tahun ini di semester kedua, biasanya juga lebih percobaan internal untuk beberapa aplikasi yang kita siapkan saat ini. Kita tunggu tanggal mainnya. Kalau ready pasti diinformasikan [soal launching Bank Digital BCA]," kata Vera.
Dua bank digital yang sukses di dunia ada WeBank milik Tencent dan MyBank milik Alibaba. Kedua bank ini sukses menjadi besar dengan memfasilitasi transaksi di kedua perusahaan ini.
Selain itu kedua bank ini cukup aktif menawarkan produk-produk keuangan pada masyarakat di China.
Kedua bank digital pun aktif dalam menyalurkan kredit dengan limit yang kecil karena menargetkan UMKM dan kredit konsumer.