Menyikapi situasi pandemi, perusahaan dan dan organisasi Indonesia di akan memprioritaskan percepatan adopsi model bisnis digital.
Hal itu terungkap dalam survei iCIO Community yang bertajuk ‘Indonesia CIO Priorities Survey During Pandemic COVID 19 & Beyond’ baru-baru ini.
Survei dilakukan mulai tanggal 12 Juni hingga 15 Juni 2020. Ada tiga aspek yang dicakup dalam survei ini, yakni pengaruh wabah Covid 19 pada ekonomi dan bisnis; belanja TIK; serta prioritas transformasi perusahaan dan organisasi setelah pandemi. Dilakukan secara online, survei ini melibatkan 50 CIO dari berbagai industri, di antaranya perbankan, asuransi, layanan kesehatan, pemerintahan, manufaktur, logistik, telekomunikasi, pendidikan, ritel, minyak & gas, dan transportasi.
Pengaruh Pandemi Covid 19 pada Bisnis
Hampir seluruh responden pesimis pandemi akan berlangsung singkat. Sebanyak 39 % dari CIO berpendapat bahwa pembatasan aktivitas bisnis dan penerapan cara bekerja baru seperti physical distancing dan work from home (new normal) akan berlangsung lebih dari 1 tahun; 37 % berlangsung selama 6 – 8 bulan; dan 24% 9 -10 bulan. Karena itu 49% CIO mengungkapkan hingga satu tahun ke depan work from home masih akan diterapkan kepada 25-50% karyawan.
Penerapan ‘new normal’ akan menghadirkan tantangan tersendiri dan mendorong perusahaan dan organisasi untuk beradaptasi dan menerapkan model bisnis baru berbasis digital. Lebih dari separuh responden, 57 %, menyatakan bahwa perubahan model bisnis baru berbasis digital harus segera dilakukan jika perusahaan atau organisasi mereka ingin bertahan dan bisa terus tumbuh.
Namun transformasi itu bukan hal yang mudah. Ada tiga tantangan berat yang menjadi kendala. Pertama adalah ketidaksiapan infrastruktur TIK perusahaan dan organisasi untuk secara optimal menjawab kebutuhan akibat perubahan pasar dan perilaku pelanggan. Seluruh karyawan juga belum terbiasa dengan budaya kerja remote namun tetap kolaboratif. Dan adanya tuntutan untuk mendesain ulang produk dan model bisnis perusahaan.
Pengaruh Pandemi pada Belanja TIK
Terkait pengaruh pandemi Covid 19 pada belanja TIK, 41% CIO mengatakan anggaran TIK perusahaan atau organisasi mereka tidak berubah. Hanya saja ada perubahan alokasi di mana prioritas diutamakan untuk menjawab tantangan yang muncul sebagai akibat dari adanya pandemi Covid 19. Sementara 21% mengubah alokasinya menjadi opex dari sebelumnya yang lebih banyak capex, 20% mengubah alokasi dengan prioritas untuk operasional. Ada 13% CIO yang mengaku anggaran TIK-nya justru ditambah dan sisanya 5% mengungkapkan anggaran TIK-nya tidak berubah sama sekali baik jumlah maupun alokasinya.
Sedangkan teknologi yang menjadi prioritas untuk diadopsi adalah teknologi untuk beradaptasi dengan perubahan tren di pasar, baik dari sisi kebutuhan pelanggan maupun karyawan dengan tujuan agar perusahaan tetap produktif. Tiga teknologi yang menjadi prioritas untuk diadopsi hingga setahun ke depan adalah virtual meetings & collaboration tools; digital & commerce, dan network & access security.
Abidin Riyadi Abie, Koordinator Divisi Riset iCIO Community mengatakan pandemi Covid-19 membuktikan bahwa transformasi digital bukan lagi menjadi sebuah pilihan bagi perusahaan atau organisasi.
“Krisis ini menjadi kesempatan bagi CIO menyakinkan jajaran manajemen untuk mengakselerasi implementasi strategi transformasi digital, mendorong perusahaan untuk terus melakukan berbagai terobosan dan inovasi agar selalu relevan dengan tantangan dan mampu terus berkembang dantumbuh secara berkelanjutan," ujar Abidin Riyadi Abie.
Terkait survei ini, iCIO Community juga menyelenggarakan Panel Webinar: Reinventing Workplace & Operations during COVID-19 & Beyond pada Jumat 12 Juni 2020
Acara ini menghadirkan narasumber Dino Bramanto, CIO PT. Kalbe Farma Tbk.; Yessie D. Yosetya, CIO PT. XL Axiata Tbk., dan Rico Usthavia Frans, CIO PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.