PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Tbk resmi mengangkat salah satu pendiri Bukalapak, Muhammad Fajrin Rasyid, menjadi Direktur Digital Business. Keputusan pengangkatan Fajrin diketok dalam Rapat Umum Pemegang Saham atau RUPS Tahunan.
Fajrin menggantikan Faizal R. Djoemadi yang sebelumnya menjabat Direktur Digital Business Telkom sejak Mei 2019. Hadirnya Fajrin dalam jajaran pemimpin Telkom sejalan dengan pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir, yang menyebut akan ada direktur dari generasi milenial di perusahan telekomunikasi milik pemerintah itu.
“Saya sangat percaya perubahan ini juga tadi dari generasi muda. Makanya nanti Telkom sendiri salah satu direksinya ya bocoran ini nanti (RUPS) ya minggu depan. Salah satu direksinya usianya di bawah 40 tahun,” kata Erick saat dalam diskusi virtual di IDN Times, Sabtu (13/6).
“Ini kan seperti yang pernah saya bilang. Saya mau 15 persen perempuan, saya mau 5 persen dari millenial,” tambahnya.
Sebelum menjabat sebagai Direktur Digital Business Telkom, Fajrin menempati posisi Presiden Bukalapak. Ia juga pernah menjabat sebagai Chief Financial Officer (CFO) di situs e-commerce tersebut selama tujuh tahun yang bertanggung jawab atas keuangan perusahaan.
Sosok yang juga salah satu co-founder Bukalapak itu juga pernah menyabet penghargaan 'CFO if The Year' versi Majalah SWA pada tahun 2016 lalu.
Fajrin yang kini berusia 34 tahun merupakan lulusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung (ITB). Sebelum bergabung di Bukalapak, Fajrin pernah bekerja sebagai Konsultan di Boston Consulting Group (BCG).
Adanya Fajrin di Telkom diharapkan bisa meningkatkan performa digital business perusahaan dengan lebih baik lagi. Pada tahun 2019 lalu, Telkom berhasil membukukan total laba bersih Rp 18,66 triliun, tumbuh 3,5 persen dibanding tahun sebelumnya.
Dua entitas Digital Business Telkomsel dan IndiHome menjadi kontributor utama pertumbuhan laba Telkom.
Pendapatan Digital Business Telkomsel tumbuh sebesar 23,1 persen atau Rp 10,94 triliun menjadi Rp 58,24 triliun dan tercatat sebagai pertumbuhan tertinggi secara industri di tahun 2019.
Sementara IndiHome mencatat kenaikan pendapatan sebesar 28,1 persen menjadi Rp 18,3 triliun. Jumlah pelanggan IndiHome tumbuh 37,2 persen, jika dibanding akhir 2018 menjadi 7 juta pelanggan pada akhir 2019.
Pencapaian ini semakin mengukuhkan IndiHome sebagai market leader bisnis fixed broadband di Indonesia.