Find Us On Social Media :

Wah, Orang Tua Lebih Khawatir Data Pribadinya "Diintip" Anak

By Liana Threestayanti, Kamis, 25 Juni 2020 | 14:00 WIB

Mengejutkan! Ternyata orang tua lebih khawatir data pribadinya “diintip” anak-anak ketimbang dilihat penjahat siber.

Perusahaan lain

8.0

Orang lain secara umum

8.4

Untuk lebih memahami sisi psikologi di balik hasil survei, Dr. Joel Yang, Psikolog klinis di Mind what Matters, Singapura mencatat bahwa statistik dapat dilihat melalui lensa budaya, mengingat bahwa wilayah Asia Pasifik sebagian besar terdiri dari masyarakat yang lebih kolektif.

“Sikap kolektivistik biasanya akan mendorong “kebenaran hubungan social (correctness of social relationships)” dan konsep semacam itu menekankan hierarki dalam struktur keluarga. Ini adalah kunci untuk keharmonisan sosial yang dipahami oleh setiap anggota dan memainkan peran mereka. Di unit keluarga, ini berarti bahwa anak-anak diharapkan menunjukkan rasa hormat kepada orang tua mereka tanpa pertanyaan. Ini melanggengkan perilaku orang tua yang tidak mengungkapkan masalah pribadi kepada anak-anak yang dapat menimbulkan pertanyaan kepada otoritas orang tua,” catat Yang.

“Temuan lain yang menarik dalam survei ini adalah bahwa orang tua di Asia Pasifik tidak mengkhawatirkan tentang para pelaku kejahatan siber yang mengakses informasi pribadi mereka seperti orang lain secara global. Melalui lensa budaya yang sama, orang lebih percaya pada badan pemerintahan dan percaya bahwa kepentingan mereka pada umumnya akan dijaga,” tambahnya.

Penelitian lain dari Kaspersky mengungkapkan bahwa orang tua peduli dengan keamanan online anak-anak mereka. Sayangnya, mereka hanya menghabiskan sedikit waktu untuk mendidik anak-anak tentang keamanan online. Lebih dari setengah (58%) dari responden yang disurvei mengaku berbicara kepada anak-anak mereka tentang subyek terkait kurang dari 30 menit.

“Kepercayaan penting untuk menjaga ikatan keluarga tetap utuh. Orang tua harus membangun keterbukaan melalui komunikasi yang konstan, membahas kehidupan fisik dan online anak-anak mereka. Sebagai wali, ibu dan ayah harus menunjukkan kepada anak-anak bahwa mereka adalah sekutu di dunia maya dan musuh bersama mereka adalah para pelaku kejahatan siber. Dari sana, mereka akan dapat membangun dalam mendidik anak muda dan diri sendiri tentang kebiasaan online terbaik,” tambah Neumeier.

Untuk membantu keluarga melindungi anak-anak dari berbagai ancaman internet, Kaspersky merekomendasikan beberapa hal sebagai berikut:

Kaspersky Global Privacy Report 2020 berjudul ‘Defending digital privacy: taking personal protection to the next level’ adalah studi tentang sikap konsumen terhadap privasi online. Survei ini dilakukan oleh lembaga penelitian independen Toluna pada periode Januari dan Februari 2020. 15.002 konsumen disurvei di 23 negara di mana sebanyak 3.012 berasal dari wilayah Asia Pasifik.