Find Us On Social Media :

Tak Hanya Tantangan, Wabah COVID-19 di Indonesia Juga Hadirkan Peluang

By Cakrawala, Sabtu, 27 Juni 2020 | 08:00 WIB

Wabah COVID-19 di Indonesia tidak hanya menghadirkan tantangan untuk tim/departemen TI melainkan juga menghadirkan kesempatan. Hal itu terungkap pada InfoKomputer CIO Forum: The New Normal for CIOs yang berlangsung pada hari Kamis tanggal 25 Juni 2020 lalu.

 

Wabah COVID-19 di Indonesia tidak hanya menghadirkan tantangan untuk tim/departemen TI dan pemimpinnya dalam menghadapi perubahan yang diakibatkan, melainkan juga menghadirkan kesempatan. Hal itu terungkap pada InfoKomputer CIO Forum: The New Normal for CIOs yang berlangsung pada hari Kamis tanggal 25 Juni 2020 lalu dan menghadirkan Direktorat Jenderal Pajak, SOHO Global Health, DANA, dan Microsoft Indonesia sebagai panelisnya. Kesempatan atau peluang ini bila dimanfaatkan dengan baik diharapkan bisa menghadirkan inovasi yang bermanfaat untuk organisasi dan stakeholder-nya di masa depan.

Direktorat Jenderal Pajak misalnya mengembangkan ruang/tempat kerja yang fleksibel alias flexible working space, lingkungan DevOps yang dari ujung ke ujung, digital and natural system, dan identitas digital. Ruang/tempat kerja yang fleksibel akan memungkinkan pegawai Direktorat Jendral Pajak untuk bekerja dari mana saja, termasuk menggunakan perangkat sendiri atau bring your on device. Lingkungan DevOps yang dari ujung ke ujung untuk memastikan dari pengembangan sampai operasi lingkungannya tidak terputus, bahkan Direktorat Jenderal Pajak juga sudah mencoba memanfaatkan Kubernetes. Digital and natural system merujuk pada sistem digital yang menawarkan pengalaman pengguna yang baik dan menawarkan berbagai layanan pada satu tempat. Sementara, identitas digital bertujuan untuk melihat perihal wajib pajak secara keseluruhan seperti perbankannya, bukan hanya perpajakannya.

"Dengan COVID ini kan kita bingung terutama ada yang namanya biaya materai. Orang mau beli materai itu ke Indomaret ke mana beli, mereka takut COVID, sehingga nanti akhirnya banyak pemeriksaan dokumen yang biasanya memerlukan materai, dan itu cukup luar biasa, itu mereka tak memerlukan materai," ujar Iwan Djuniardi (Direktur Informasi dan Komunikasi, Direktorat Jenderal Pajak). "Kami bagaimana membangun semacam prototyping atau developing di digital e-materai. Nah ini akan kami launching segera," imbuh Iwan Djuniardi.

Sejalan dengan Direktorat Jenderal Pajak, SOHO Global Health juga mengembangkan platform kolaborasi serta antarmuka pengguna dan pengalaman pengguna yang baik. Platform kolaborasi yang dimaksud bukan sekadar memungkinkan telekonferensi video melainkan juga berbagi berkas serta penyimpanan dan e-mail berbasis cloud sehingga memungkinkan pegawai SOHO Global Health bekerja dari mana saja. Antarmuka pengguna dan pengalaman pengguna yang baik bertujuan agar pengguna nyaman menggunakan aplikasi yang dikembangkan. Pasalnya, SOHO Global Health memiliki visi untuk menjadi perusahaan digital. Namun, untuk saat sekarang antara lain lebih kepada bagaimana SOHO Global Health bisa terkoneksi dengan para mitranya. Selain itu, SOHO Global Health juga terus mengembangkan keamanan TI-nya. Apalagi selama wabah COVID-19, serangan siber meningkat. SOHO Global Health pun menilai bahwa saat ini adalah kesempatan yang tepat bagi departemen TI untuk bersinar.

"Kita juga dituntut sekarang harus benar-benar cepat beradaptasi, berinovasi, sebagai tim IT. Jadi, even saya bilang sama tim IT saya yang luar biasa itu harus, sekarang gak boleh sakit, gak boleh mati gitu, jadi di saat-saat yang benar-benar critical buat IT gitu ya," sebut Agustina TP. Siahaan (IT Head, SOHO Global Health).

Sementara, DANA, antara lain sudah dan terus mengembangkan contactless economy. Contactless economy di sini merujuk pada transaksi yang dilakukan tanpa sentuhan; transaksi yang tidak menggunakan uang tunai maupun sistem pembayaran yang memungkinkan terjadinya pertukaran sentuhan. Sebagai dompet digital DANA contohnya memungkinkan pembayaran dengan uang elektronik maupun kartu kredit dan kartu debit hanya dengan memindai kode QR. DANA pun terus memperluas cakupan pedagang yang bisa memanfaatkan DANA. Namun, perluasan tersebut menyesuaikan pula dengan kemampuan TI dari para pedagang tersebut. Misalnya Home Shopping yang memanfaatkan WhatsApp untuk komunikasi antara pedagang dan pembeli dalam memesan dan mengirimkan kode QR untuk pembayaran.

"Jadi transaksi itu dilakukan, tidak melakukan tukar-menukar cash ataupun tukar-menukar menggunakan kartu yang dipegang trus kita mesti pencet pinnya, kartu kita mesti diambil di-swipe oleh kasir dan seterusnya. Jadi kita mau reduce all of those contacts," ucap Norman Sasono (Chief Technology Officer, DANA).