Find Us On Social Media :

India Blokir 59 Aplikasi Asal Tiongkok Termasuk TikTok dan WeChat

By Adam Rizal, Selasa, 30 Juni 2020 | 09:35 WIB

TikTok

Pemerintah India akhirnya melarang 59 aplikasi dari Tiongkok, termasuk TikTok dan WeChat sehari sebelum pertemuan lanjutan antara petinggi militer kedua negara untuk membahas ketegangan di perbatasan.

Kebijakan diambil setelah insiden bentrokan antara pasukan kedua negara di perbatasan Himalaya. Akan tetapi, kementerian teknologi India mengaku bahwa pemblokiran tersebut bukan terkait bentrokan.

“Aplikasi-aplikasi itu merugikan kedaulatan dan integritas, pertahanan, keamanan negara dan ketertiban umum,” kata kementerian dikutip dari Reuters.

Mitra di firma hukum India Link Legal Santosh Pai menilai, langkah tersebut dapat menekan korporasi asal Negeri Panda. "Ini merupakan langkah tercepat dan paling kuat yang bisa diambil pemerintah untuk memberikan tekanan ekonomi pada perusahaan-perusahaan Tiongkok," kata dia.

Google dan Apple pun harus menghapus 59 aplikasi tersebut dari toko aplikasi mereka, yakni Play Store dan App Store. Namun, Google mengatakan masih menunggu perintah langsung dari pemerintah. Sedangkan Apple enggan memberikan komentar.

Sebelumnya, Badan Intelelijen India menyodorkan daftar 52 aplikasi kepada pemerintah untuk diblokir. Beberapa di antaranya TikTok, WeChat, SHAREit, Bigo Live, Club Factory, Shein, dan Helo.

Keputusan pemblokiran sebelumnya dianggap rumit. Alasannya, beberapa aplikasi sangat populer dan berdampak pada industri digital di India. TikTok misalnya, diunduh 611 juta kali di India atau 30,3% dari total unduhan secara global.

Pengembangnya, yakni Bytedance juga berencana menginvestasikan US$ 1 miliar, membuka pusat data lokal, dan baru-baru ini menambah jumlah tenaga kerja di India. Aplikasi video pendek asal Tiongkok lainnya Helo, juga memiliki banyak pengguna di India. Berdasarkan data Sensor Tower, ada lebih dari 50 juta pengguna aktif bulanan (Monthly Active User/MAU) di India.

Sedangkan Bigo Live mempunyai lebih dari 22 juta MAU di negeri Bollywood itu. Selain Tiongkok, intelijen India mempersoalkan aplikasi konferensi video asal Amerika Serikat (AS) yaitu Zoom. Pada April lalu, pemerintah India membatasi penggunaan Zoom karena alasan keamanan. Kemudian pada Mei, Mahkamah Agung India meminta pemerintah untuk menanggapi petisi dan mencari cara untuk melarang penggunaan Zoom.

Kementerian teknologi informasi India beralasan pemblokiran aplikasi Cina setelah pihaknya menerima banyak keluhan tentang pencurian data yang diduga dilakukan dari luar India.

Pusat Koordinasi Kejahatan Siber India yang berada di bawah Kementerian dalam negeri merekomendasikan pemblokiran 59 aplikasi Cina.

"Keputusan ini merupakan sasaran ke arah memastikan keamanan dan kedaulatan ruang siber India," ujar pemerintah dalam pernyataan yang dilaporkan Times of India, Selasa, 30 Juni 2020.

Beberapa sumber menyebutkan, Pusat Koordinasi Kejahatan Siber India menemukan aliran data ke Cina sekalipun sudah diblokir.

India tidak secara resmi menjelaskan alasan pemblokiran aplikasi Cina terkait dengan ketegangan hubungan kedua negara setelah perkelahian mematikan pasukan India melawan pasukan Cina pada 15 Juni malam lalu yang menewaskan 20 personil militer India di Lembah Galwan. Cina tidak menjelaskan secara resmi berapa banyak pasukannya meninggal atau luka.