Ada dua lembaga riset yang menyebutkan bahwa Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berjualan secara online lebih mudah mendapatkan pinjaman. Setidaknya ada dua alasan.
Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) menyebutkan, UMKM yang berjualan online didukung sistem penilaian (rating) dari pembeli. Penilaian yang baik membuat reputasi UMKM juga positif di mata perbankan maupun teknologi finansial pembiayaan (fintech lending)
“Dari sini, mereka kemudian mendapatkan pinjaman lebih mudah dan cepat," ujar Associate Director LD FEB UI I Dewa Gede Karma Wisana.
Alasan kedua, UMKM yang berjualan di e-commerce maupun bergabung dengan platform online seperti Gojek dan Grab, memiliki jejak digital (digital footprint). Hal ini memudahkan perusahaan pembiayaan membaca karakteristik usaha calon peminjam.
“Maka, fintech lending akan memanfaatkan nilai-nilai itu untuk indikator penilaian (credit scoring)," ujar Dewa.
Co-Founder dan CEO Investree Adrian Gunadi membenarkan, bahwa digital footprint memudahkan perusahaan fintech lending mendapatkan profil calon peminjam secara komprehensif.
“Ini untuk memitigasi risiko pinjaman dan memberikan gambaran kepada para pemberi pinjaman (lender ),” katanya.
Untuk menganalisis jejak digital calon peminjam, Investree bekerja sama dengan penyedia platform e-commerce, logistik, payment gateway hingga accounting service. Beberapa mitranya yakni Bukalapak, Ralali.com, MidTrans, SiCepat, dan Kargo.
Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics juga menunjukkan, bahwa UMKM yang berjualan online lebih mudah mendapatkan pinjaman. Riset ini dilakukan terhadap 5.008 responden, yang merupakan mitra Grab baik GrabBike, GrabCar, dan merchant GrabFood.
Hasilnya, 46% mitra GrabBike, 34% GrabCar, dan 50% GrabFood mengaku dapat meminjam uang dengan lebih mudah ke bank maupun fintech lending, setelah bergabung dengan Grab.
Sebanyak 11% mitra GrabBike, 10% GrabCar, dan 6% GrabFood difasilitasi pinjamannya oleh Grab.
“Ini memberikan mereka kesempatan untuk mengajukan pinjaman agar dapat mengembangkan bisnisnya atau berinvestasi pada motor atau mobil baru," ujar kata Ekonom Tenggara Strategics Stella Kusumawardhani, akhir Juni lalu.(25/6).
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki juga sempat mengatakan, digitalisasi akan memudahkan UMKM mendapatkan akses pembiayaan. Oleh karena itu, ia mengimbau UMKM untuk berjualan di e-commerce atau bergabung dengan platform online seperti Gojek dan Grab.
“Data-data perkembangan usaha UMKM akan terekam secara digital," kata Teten. Dengan begitu, lembaga pembiayaan bisa menganalisis potensi bisnis dan profil risiko UMKM, sebagai calon peminjam.