Menurut Huawei, setengah dari populasi dunia belum mendapatkan akses Internet. Masih banyak pula yang belum memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk menggunakan perangkat digital. Alhasil, kesenjangan digital dalam dunia pendidikan pun kian melebar. Untuk mengatasinya, melalui program inklusi digitalnya, TECH4ALL, Huawei membangun konektivitas antara sekolah dan mengembangan keterampilan. Keduanya memang diyakini Huawei menjadi kunci utama dalam meningkatkan kesetaraan. Hal tersebut ditegaskan oleh Huawei belum lama ini pada Global Education Webinar bertajuk “Driving Equity and Quality with Technology”.
"Kami meyakini bahwa setiap orang, di mana pun mereka berada, memiliki hak dan kesempatan yang sama atas pendidikan. Sebagai perusahaan teknologi, Huawei berupaya membantu dengan menghadirkan solusi, melalui konektivitas, aplikasi, dan keterampilan yang berfokus pada dua aspek penting, yaitu menghubungkan sekolah-sekolah dan mengembangkan keterampilan digital di masing-masing sekolah,” ujar Ken Hu (Deputy Chairman, Huawei).
Di Afrika Selatan misalnya, Huawei baru-baru ini meluncurkan proyek DigiSchool bekerja sama dengan operator Rain dan organisasi nirlaba pendidikan Click Foundation. Kerja sama ini bertujuan menghubungkan 100 sekolah dasar di perkotaan dan pedesaan selama setahun ke depan, di samping 12 sekolah yang sudah terhubung melalui teknologi 5G.
Sementara, di Indonesia, Huawei ICT Academy telah menghadirkan program “Learn ON” sejak Juni 2020. Learn ON tersebut bertujuan untuk menyediakan kursus pelatihan daring untuk para mahasiswa. Selain belajar secara daring, mahasiswa yang berpartisipasi dalam program ini akan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti ujian sertifikasi.
Tak hanya Learn ON, Huawei juga telah meluncurkan program untuk memberikan insentif bagi pengajar dan mahasiswa pada tahun 2020 ini. Program insentif itu bertujuan untuk memotivasi para pengajar agar makin antusias dalam membuka kelas. Program bersangkutan pun diharapkan memotivasi mahasiswa untuk mengikuti aneka program sertifikasi. Huawei mengharapkan program insentif tersebut mampu mendorong peningkatan jumlah sertifikasi.
Sampai saa ini, jumlah kampus yang telah bekerja sama dengan Huawei Indonesia ada sebanyak 21. Jumlah tersebut diharapkan akan terus bertambah. Pada akhir tahun 2020, jumlah kampus yang bekerja sama dengan Huawei Indonesia ditargetkan mencapai 40.
“Untuk melanjutkan investasinya pada pengembangan kursus, training for trainer, dan dukungan untuk pembukaan kelas, Huawei telah meluncurkan kebijakan insentif bagi pengajar dan mahasiswa di tahun 2020 ini. Tujuannya adalah untuk mendorong keberlanjutan pengembangan talenta-talenta Indonesia berpotensi di bidang TIK, mendorong para pengajar untuk menggelar kursus-kursus, membantu para mahasiswa menguasai makin banyak pengetahuan teknis di bidang TIK, dan membantu meningkatkan daya saing dan kompetensinya. Kami akan makin memperokokoh komitmen untuk terus berkontribusi dalam pengembangan TIK di Indonesia,” pungkas Albert Yang Jiangtao (Deputy General Manager, Huawei Indonesia).