Find Us On Social Media :

Penuh Risiko, Prancis Larang Operator Telko Gunakan Jaringan 5G Huawei

By Adam Rizal, Selasa, 7 Juli 2020 | 15:30 WIB

Ericsson tegaskan pentingnya kualitas jaringan seluler untuk operator telekomunikasi seluler, apalagi pada era 5G.

Kepala badan cybersecurity Prancis (ANSSI) Guillaume Poupard mengatakan tidak sepenuhnya melarang untuk menggunakan peralatan dari Huawei dalam peluncuran jaringan telekomunikasi 5G Prancis. Namun, dia mendorong perusahaan telekomunikasi Prancis untuk menghindari perusahaan asal Cina itu.

"Yang bisa saya katakan adalah bahwa tidak akan ada larangan total," ujar dia kepada surat kabar Les Echos dalam sebuah wawancara, Senin, 6 Juli 2020. "(Tapi) untuk operator yang saat ini tidak menggunakan Huawei, kami mendorong mereka untuk tidak menggunakannya," ujarnya.

Sebelumnya, Pemerintah Amerika Serikat telah mendesak sekutunya untuk mengecualikan raksasa telekomunikasi Cina itu dari komunikasi generasi baru di Barat, dengan mengatakan Beijing dapat menggunakannya untuk memata-matai. Namun, Huawei berkali-kali membantah tuduhan itu.

Sumber mengatakan kepada Reuters pada Maret laku, Prancis tidak akan melarang Huawei tapi akan berusaha untuk membuat perusahaan itu di luar dari jaringan mobile inti, yang membawa risiko pengawasan lebih tinggi karena memproses informasi sensitif seperti data pribadi pelanggan.

Baca Juga: Takut Senasib Sama Huawei, Xiaomi Bikin Chip Smartphone Sendiri

Keputusan Prancis atas peralatan Huawei sangat penting bagi dua dari empat operator telekomunikasi negara itu, Bouygues Telecom dan SFR, karena sekitar setengah dari jaringan mobile mereka saat ini dibuat oleh kelompok Cina itu.

"Bagi mereka yang sudah menggunakan Huawei, kami memberikan otorisasi untuk jangka waktu yang bervariasi antara tiga dan delapan tahun," kata Poupard.

Operator telekomunikasi lainnya yang dikontrol negara, Orange, telah memilih rival Huawei di Eropa, yaitu Nokia dan Ericsson.

Poupard menerangkan bahwa mulai pekan depan, operator yang belum menerima otorisasi eksplisit untuk menggunakan peralatan jaringan 5G Huawei bisa mempertimbangkan non-respons setelah batas waktu yang sah sebagai penolakan atas permintaan mereka.

Menurut Poupard, pilihan itu dibuat untuk melindungi kemerdekaan Prancis, dan bukan sebagai tindakan permusuhan terhadap Cina.

"Ini bukan menghina Huawei atau rasisme anti-Cina. Yang kami katakan adalah bahwa risikonya tidak sama dengan pemasok Eropa dibandingkan dengan non-Eropa," tutur dia.

Baca Juga: Huawei Dorong Kesetaraan pada Dunia Pendidikan dengan Teknologi