Ovo mengeluarkan kebijakan baru terkait layanan top up atau pengisian saldo. Per 25 Agustus mendatang, Ovo akan menaikkan biaya top up melalui beberapa bank dari yang sebelumnya Rp1.000 per pengisian menjadi Rp1.500.
Berdasarkan pesan yang disampaikan Ovo dalam aplikasi mereka, kebijakan ini akan efektif berlaku sampai 31 Desember 2020. Perusahaan fintech ini tak menjelaskan alasan kenaikan biaya top up tersebut.
Baca Juga: Langgar Privasi Data Pengguna, OVO Pecat Karyawan
Adapun kenaikan biaya top up Ovo hanya berlaku apabila dilakukan melalui 19 bank berikut:
- CIMB Niaga: ATM
- OCBC NISP: ATM, internet banking, mobile banking
- Danamon: ATM, internet banking, mobile banking
- BRI Syariah: mobile banking, SMS banking
- Bank BJB: internet banking, mobile banking
- Bank Mayapada: ATM, mobile banking
- Bank Muamalat: ATM, mobile banking
- Maybank: ATM, internet banking, mobile banking, SMS banking
- Bank Sinarmas: ATM, internet banking, mobile banking
- Bank Mega: ATM, mobile banking
- Bank Syariah Mandiri: mobile banking
- Bank Bukopin: mobile banking
- Bank Panin: ATM
- UOB: internet banking, mobile banking
- Shinhan: internet banking
- BPD DIY: ATM, mobile banking, SMS banking
- Bank Nagari: ATM, internet banking
- Bank MAS: internet banking
- BTPN: mobile banking
Ini merupakan penyesuaian biaya top up kedua yang dilakukan Ovo tahun ini. Sebelumnya, pada 2 Maret 2020, Ovo memberikan tarif top up sebesar Rp1.000 per pengisian bagi pelanggan mereka, sebelumnya biayanya gratis.
Baca Juga: Gandeng OVO, Blibli Perkaya Opsi Pembayaran, Perluas Layanan Transaksi