Waze hari ini mengumumkan bahwa otoritas perencanaan kota di Indonesia menggunakan Waze for Cities untuk membantu perencanaan sehubungan wabah COVID-19. Waze for Cities adalah program gratis untuk berbagi data dua arah mengenai informasi lalu lintas yang tersedia di publik. Dengan Waze for Cities, otoritas perencanaan kota di Indonesia bisa memantau dan mengevaluasi perkembangan kemacetan di kotanya. Evaluasi tersebut tentu bisa membantu otoritas perencanaan kota di Indonesia itu dalam dalam menerapkan kebijakan pemerintah mengenai PSBB (pembatasan sosial berskala besar) sehubungan wabah COVID-19.
“Selama situasi darurat seperti COVID-19 sekarang ini, di mana terdapat penerapan PSBB, data real-time Waze menyediakan sumber daya yang sangat penting bagi mitra kami. Melalui wawasan data Waze yang kuat, kami sangat senang dapat membantu JSC dan JDS dalam mengelola lalu lintas dan membuat perencanaan kota yang baik,” ujar Marlin R. Siahaan (Country Manager, Waze Indonesia).
Dua yang telah menggunakan Waze for Cities adalah JSC (Jakarta Smart City) dan (JDS) Jabar Digital Service. Ketika COVID-19 mewabah, data dari Waze antara lain digunakan untuk mengevaluasi kebijakan PSBB yang dipaparkan langsung kepada Bupati/Walikota. Informasi yang disampaikan seperti penurunan tingkat kemacetan dan beberapa area yang ditutup jalannya.
Selain itu, JSC misalnya menggunakan data Waze for Cities untuk mengevaluasi kebijakan lalu lintas Ganjil-Genap, membantu memonitor titik-titik kemacetan secara semiotomatis, dan menemukan rute yang tidak dijangkau oleh jaringan MRT. Dengan Waze for Cities, JSC dapat mengidentifikasi dan merekomendasikan daerah-daerah yang perlu dijangkau oleh TransJakarta atau sistem transportasi umum lainnya. JSC juga bisa memaksimalkan pilihan transportasi umum yang aman selama wabah COVID-19.
“Kami berterima kasih kepada Waze for Cities Data karena telah menguntungkan kami dalam banyak hal, terutama dalam memaksimalkan pelayanan publik,” sebut Juan Intan Kanggrawan (Head of Data & Analytics, Jakarta Smart City). “Data Waze memungkinkan kami menelaah dan menganalisis pola kemacetan lalu lintas tertinggi di Jakarta, kemudian mengubah gagasan-gagasan menjadi tindakan untuk kota yang lebih baik lagi, di mana gagasan ini telah terjustifikasi dengan metrik yang dapat diukur. Ketika COVID-19 melanda, kami menggunakan pola pengemudi Waze secara real-time untuk menentukan keberhasilan PSBB dan memeriksa hasilnya,” tambah Juan Intan Kanggrawan.
“Waze for Cities Data membantu kami menanggapi masalah dengan cepat dan membuat keputusan di saat krisis. Oleh karena itu, kami melihat bahwa platform ini akan terus berguna bagi perencanaan kami kedepannya. Setiap kali kami menemukan lubang jalan dan titik banjir, kami dapat langsung memberitahu pihak-pihak terkait untuk mengatasi masalah tersebut,” ucap Setiaji, ST, M.Si (Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat).
Secara keseluruhan, terdapat lebih dari 1.500 mitra global yang menggunakan data Waze for Cities. Mereka menggunakan data Waze for Cities untuk mengurai kemacetan dan membuat perencanaan keputusan yang lebih baik.