Dengan dukungan machine learning, Google meluncurkan sistem penerjemah huruf hieroglif bahasa Mesir kuno.
Alat penerjemah bernama Fabricius itu ditambahkan ke laman Google Arts and Culture yang bisa diakses melalui peramban.
Hieroglif sendiri merupakan sistem penulisan yang digunakan masyarakat Mesir kuno yang terdiri dari kombinasi elemen logograf dan alfabet.
Fabricius terdiri dari tiga bagian, yakni "Learn", "Play", dan "Work". Bagian Learn memperkenalkan pengguna kepada sejarah dan studi hieroglif.
Di bagian Play, pengguna bisa mengetikkan kata-kata dalam sebuah kolom, untuk diterjemahkan menjadi tulisan hieroglif yang memiliki makna terdekat.
Kemudian, bagian Work ditujukan bagi peneliti yang ingin menerjemahkan simbol-simbol hieroglif. Caranya adalah dengan mengunggah gambar ke sebuah workbench yang disediakan.
"Fabricius adalah tool digital pertama -yang juga dirilis sebagai open source untuk memajukan perkembangan studi bahasa kuno- yang menerjemahkan hieroglif Mesir kuno dengan bantuan machine learning," sebut Google dalam sebuah blog berisi pengumuman soal Fabricius.
Dalam merancang tool ini, Google bekerja sama dengan beberapa pihak di antaranya Pusat Australiaologi Mesir di Universitas Macquarie, Psycle Interactive, Ubisoft, dan ahli Mesir Kuno dari seluruh dunia, sebagaimana dihimpun BBC News.
"Teks yang diterjemahkan secara digital akan membantu para ahli untuk merekonstruksi hieroglif yang rusak pada dinding dan dapat menelusuri arti teks tersebut," kata Dr Alex Woods, Pakar dari Pusat Australiaologi Mesir.
Untuk sementara, sistem penerjemah hieroglif di Fabricius baru tersedia dalam dua bahasa, yakni Inggris dan Arab.