Huawei Indonesia hari ini mengumumkan telah menandatangani Nota Kesepahaman alias MoU (Memorandum of Understanding) dengan Pemerintah Indonesia, tepatnya Ditjen Dikti (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Indonesia, untuk bekerja sama mempercepat transformasi digital. Melalui Nota Kesepahaman itu, Huawei akan bekerja sama selama dua tahun dengan Ditjen Dikti Kemdikbud dalam penerapan platform e-learning, pelatihan TIK (teknologi informasi dan komunikasi), kompetisi TIK, program magang siswa, dan pengembangan ekosistem cloud dan AI (artificial intelligence).
“Selama 20 tahun hadir di Indonesia, Huawei telah berkontribusi melalui teknologi dan solusi TIK guna mendukung pembangunan di semua sektor, termasuk pendidikan. MoU ini sejalan dengan kampanye global Huawei #TECH4ALL yang bertujuan mendukung keberlangsungan proses pendidikan termasuk di saat pandemi serta untuk meningkatkan inklusi teknologi digital. Huawei juga terus berupaya menjaga keberlangsungan pendidikan di tengah dinamika situasi global melalui pendayagunaan teknologi,” ujar Qijian Ken (Vice President of Public Affairs and Communications Huawei Indonesia).
”Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud menyambut positif kerja sama dengan Huawei. Dukungan teknologi dan keahlian Huawei akan sangat membantu proses transformasi digital di perguruan tinggi sekaligus meningkatan daya saing global pendidikan tinggi di Indonesia,” kata Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D (Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia).
Kurangnya ketersediaan sumber daya manusia dengan kompetensi yang sesuai memang belakangan sering kali dikeluhkan oleh berbagai perusahaan di Indonesia, bahkan dunia. Huawei pun memercayai ketersediaan tenaga kerja profesional yang kompeten di bidang TIK berperan dalam membentuk daya saing serta kesiapan suatu negara untuk memulai era digital di persaingan pasar terbuka.
Indonesia sendiri memiliki visi untuk menjadi sepuluh besar kekuatan ekonomi global pada tahun 2030. Oleh karena itu, dibutuhkan sinergi dan komitmen bersama secara konsisten dari seluruh pemangku kepentingan untuk memenuhi kebutuhan mendesak tenaga kerja terampil yang siap untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh transformasi digital.