Find Us On Social Media :

Twitter Hapus Ribuan Akun Teori Konspirasi

By Adam Rizal, Sabtu, 25 Juli 2020 | 15:30 WIB

Twitter sedang mencoba fitur baru yang "menghalangi" pengguna menyebar berita yang belum ia baca

Twitter kembali bertindak tegas dalam memberantas konten berisi kabar bohong alias hoaks pada platformnya.

Baru-baru ini, perusahaan asal AS itu dilaporkan telah menghapus lebih dari 7.000 akun yang terafiliasi dengan QAnon, komunitas teori konspirasi yang kerap menyebarkan disinformasi dan hoaks.

"Kami akan mengambil tindakan tegas terhadap kegiatan yang berpotensi menyebabkan kerusakan secara offline," tulis tim keamanan Twitter dalam sebuah twit.

Sejalan dengan hal tersebut, pihak Twitter juga berjanji akan membatasi aktivitas QAnon terkait 150.000 akun lainnya yang tersebar di seluruh dunia.

QAnon merupakan komunitas yang dikenal kerap menyuarakan teori konspirasi dan konten berisi disinformasi.

Komunitas ini bersifat terdesentralisasi dan tidak memiliki tujuan jelas selain slogannya, "question everything".

Teori-teori konspirasi QAnon ada beraneka ragam. Salah satu teori besarnya adalah bahwa pemimpin dunia dan jajaran artis ternama tergabung dalam sebuah kartel yang memperdagangkan anak-anak di untuk kegiatan seksual.

Selain Twitter, komunitas yang cenderung mendukung Presiden AS Donald Trump ini juga bergerak di platform media sosial lain seperti Facebook, Reddit, dan YouTube.

Demi mencegah penyebaran kabar disinformasi lebih lanjut, Twitter juga akan memblokir konten terkait QAnon pada kolom Tren dan rekomendasi, memblokir URL, serta menghalangi munculnya konten serupa di kolom pencarian.

"Tindakan ini akan diluncurkan secara komperhensif pada pekan ini," kata Twitter. "Kami akan terus meninjau aktivitas ini di seluruh layanan kami sambil memperbarui dan menegakan aturan jika perlu," lanjut Twitter.