Perusahaan pengembang software untuk industri, AVEVA, resmi meluncurkan aplikasi AVEVA Insight OMI.
AVEVA Insight OMI merupakan aplikasi pertama di industri yang mengintegrasikan teknologi Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) yang dapat bekerja secara langsung/real-time untuk membantu proses pengambilan keputusan pengguna serta meningkatkan operasional secara keseluruhan.
Aplikasi pintar ini memberikan kemudahan kepada para pelaku industri dalam mengimplementasikan AI di ruang kontrol atau di pabrik, sehingga dapat memberikan deteksi anomali dari data operasional secara nyata/real-time.
Aplikasi Ini dapat memudahkan kinerja operator, insinyur, dan manajer operasi dari berbagai industri seperti industri Air dan Air Limbah, Energi, dan Makanan & Minuman.
Rashesh Mody, Vice President Monitoring and Control AVEVA, mengatakan,“Peluncuran aplikasi AVEVA Insight OMI kami yang baru adalah pengembangan yang signifikan karena berfungsi sebagai antarmuka tunggal ke dalam kegiatan operasional dan menjembatani kesenjangan teknologi informasi dan teknologi operasional untuk meningkatkan ketangkasan dan kesadaran situasional.”
“Kami sangat bersemangat untuk memperkenalkan solusi yang akan membantu pelanggan kami dalam mengelola operasi kritikal dan meningkatkan dukungan terhadap proses pengambilan keputusan untuk mendapatkan keuntungan maksimal pada situasi seperti saat ini,” tambah Mody.
Baca Juga: Membangun Kepercayaan dalam Eksosistem Manufaktur
Lebih lanjut, aplikasi AVEVA Insight OMI memperkenalkan kemampuan kecerdasan buatan ke dalam AVEVA System Platform - yang sebelumnya bernama Wonderware - dan memberikan peringatan dini sebagai prediksi dan deteksi otomatis terhadap perilaku operasional yang tidak biasa.
Dengan kemampuan tersebut, pengguna menjadi dapat dengan cepat mengambil tindakan sebelum menjadi masalah yang lebih kritis seperti unplanned downtime yang tentunya mengakibatkan kerugian bagi bisnis.
Aplikasi pintar ini juga diklaim perusahaan memiliki antarmuka yang sederhana, sehingga memungkinkan tim operasi, pemeliharaan dan produksi untuk dengan cepat membangun model kecerdasan buatan untuk beradaptasi dengan prosedur kerja di dalam perusahaan.
Proses konfirmasi yang intuitif memastikan notifikasi dari kecerdasan buatan dapat memenuhi kebutuhan pengguna dan mendukung tujuan organisasi secara keseluruhan, tanpa memerlukan kemampuan programming atau pun data science secara khusus.
"Hal ini dapat meningkatkan keakuratan prediksi kecerdasan buatan dari waktu ke waktu dan memungkinkan pengguna untuk melihat hal yang kritikal," imbuh Mody.
Saat mendeteksi adanya anomali pada pola data operasional, kecerdasan buatan pun akan langsung menyajikannya ke dalam aplikasi solusi HMI/SCADA yang ada di organisasi, serta memberikan paparan langsung kepada penggunanya.
Baca Juga: Apple Janjikan Semua Produknya Bebas Karbon Pada Tahun 2030