Find Us On Social Media :

Begini Cara YouTuber Siasati Pendapatan Iklan Turun Selama Pandemi

By Adam Rizal, Kamis, 30 Juli 2020 | 16:00 WIB

Ilustrasi Youtube

Sejumlah kreator konten YouTube mengaku bahwa sejak pandemi COVID-19, trafik di kanal mereka, seperti jumlah viewer dan subscriber, malah meningkat dibanding hari biasanya.

Wajar saja lantaran pengguna lebih banyak berdiam diri di rumah dan berusaha untuk melepas penat dengan mencari alternatif hiburan di internet, salah satunya mungkin menonton YouTube.

Kendati trafiknya diakui naik, sebagian besar dari mereka kompak mengatakan bahwa ada penurunan pendapatan dari YouTube yang berbasis iklan dari jaringan AdSense Google.

Pengamat media sosial sekaligus kreator konten YouTube, Eno Bening, mengatakan bahwa penurunan pendapatan AdSense ini disebabkan oleh para vendor yang menyetop iklan di YouTube karena alasan penghematan.

Dengan kata lain, apabila jumlah iklan sedikit, pendapatan YouTube dari iklan menurun. Ujungnya, penghasilan para konten kreator dari AdSense juga otomatis bakal ikut berkurang.

"Banyak pengiklan menarik dirinya dari YouTube karena perusahaan menghemat uang. Jadi wajar saja AdSense -nya turun karena iklannya memang jarang keluar," ujar Eno.

Lantas, bagaimana untuk mengantisipasi pendapatan dari YouTube yang anjlok akibat pandemi? Hal yang pertama dan yang paling penting dilakukan adalah terus mengasah kemampuan (skill) dan membangun identitas (branding).

Kedua hal tersebut sebenarnya tidak ada hubungannya dengan menghemat budget, tetapi menurut Eno, skill dan branding yang kuat, berikut target audience yang jelas, nantinya bisa menarik sponsorship atau endorsement dari beragam vendor.

Sehingga, YouTuber pun bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari untuk mempromosikan produk dari beragam vendor, di luar dari AdSense .

"Kalau branding atau identitasnya tidak jelas, vendor akan bingung karena target pasarnya pastinya juga kurang jelas," jelas Eno.

Terlepas dari skill dan branding, pria yang akrab dipanggil "Bang Eno" ini juga menyebutkan beberapa cara lain yang bisa dilakukan oleh para YouTuber. Beberapa di antaranya seperti menjual berbagai merchandise, mencari pekerjaan di luar YouTube, serta mencoba peruntungan di kegiatan live stream yang kini tengah naik daun.

Tidak harus yang terbaru untuk menarik penonton. Untuk para pengulas (reviewer) gawai atau tech YouTuber, pemilik kanal YouTube GadgetGaul, Hadi Gunawan mengatakan bahwa pengelolaan budget untuk membuat konten bisa lebih diperhatikan.

Pertama-tama, para tech YouTuber, menurut Hadi, perlu untuk mengoptimalkan penghasilan dari komisi program affiliate. Caranya adalah dengan membahas beragam konten aksesori gadget yang unik dan terjangkau.

Tech YouTuber sendiri biasanya membahas sebuah gadget yang baru saja meluncur. Meski demikian, Hadi mengungkapkan bahwa mereka sebenarnya bisa membuat konten dengan gadget yang "berumur".

"Gadget-gadget lawas juga bisa jadi konten yang menarik banyak penonton, jadi tidak harus selalu beli gadget terbaru," kata Hadi.

Selain itu, para YouTuber yang mengulas gawai juga bisa meminjam perangkat dari tech YouTuber lain. Hal seperti ini efektif dilakukan jika gadget yang diincar tergolong baru dan harganya mahal, sehingga mereka yang terkendala biaya masih bisa produktif, tetapi masih tetap menghemat uang.

"Kalau mau bahas gadget mahal, tidak harus selalu beli baru. (Pengulas) bisa pinjam atau membeli perangkat bekas (second) dari rekan tech YouTuber lain," imbuh Hadi.

Berbeda dengan Hadi, Kumar dari kanal YouTube K2Gadgets mengatakan bahwa mereka kini mencoba menggandeng para mitra usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk bersama-sama bertahan hidup di tengah pandemi.

"Kami terus mencoba mencari peluang-peluang baru dan menjemput bola, serta bekerja sama dengan berbagai usaha menengah (UMKM) untuk menjadi partner demi survive di tengah pandemi," tutur Kumar.