Find Us On Social Media :

Perusahaan Raksasa Teknologi Raup 'Cuan' Selama Pandemi Corona

By Adam Rizal, Minggu, 2 Agustus 2020 | 17:00 WIB

Google, Facebook, Amazon dan Apple

Perusahaan teknologi seperti Amazon, Facebook, Apple, dan Google mengukuhkan posisi dengan mencetak laba fantastis di tengah resesi yang menimpa Negeri Paman Sam.

Facebook Group (FB) mengklaim telah memiliki lebih dari 3 miliar pengguna aktif bulanan pada kuartal yang berakhir pada Juni lalu. Laba tersebut termasuk penggunan Instagram dan Whatsapp.

Facebook mengatakan ertumbuhan pengguna mencerminkan kenaikan komunikasi seiring dengan pembatasan yang terjadi di seluruh dunia seperti dikutip CNN.

Sementara itu, Amazon mengungkapkan pendapatan kuartal ini naik sebesar 40 persen dari tahun sebelumnya atau menembus USD88,9 miliar atau setara Rp1.244 triliun (kurs Rp14 ribu per dolas AS). Angka ini melampaui US$8 miliar dari proyeksi para analis.

Kenaikan pendapatan ini disebabkan oleh melonjaknya permintaan lewat pembelian daring di seluruh dunia.

Serupa, Apple yang mengalami penurunan pendapatan pada beberapa tahun terakhir melaporkan mencetak kenaikan penjualan pada kuartal sama sebesar 11 persen. Kenaikan penjualan terjadi merata di berbagai produk perangkat keras dan layanan digital.

CEO Apple Tim Cook mengklaim bahwa kenaikan tersebut merupakan bukti akan pentingnya produk Apple di kehidupan pelanggan di masa yang tidak pasti.

Perusahan induk Google, Alphabet, merupakan satu-satunya pengecualian, mencatatkan penurunan pendapatan pertama secara tahunan.

Kemunduran ini disebabkan oleh terlukanya bisnis periklanan perusahaan. Pun begitu, saham GOOGL masih mencetak pertumbuhan sebesar 1 persen pada perdagangan setelah jam kerja.

Pertumbuhan pendapatan perusahaan-perusahaan teknologi menonjol di saat usaha lainnya di seluruh AS terseok-seok.

Diketahui, ekonomi AS pada kuartal II 2020 mengalami kontraksi sebesar 32,9 persen, mengantarkan Negeri Paman Sam ke jurang resesi. Pada kuartal I 2020 pertumbuhan tercatat minus 5 persen.

Kondisi ini menempatkan AS ke ekonomi terburuk sejak 1947. Penurunan ekonomi disumbang oleh konsumsi rumah tangga yang turun 34,6 persen secara tahunan. Padahal, indikator ini merupakan penyumbang utama ekonomi AS selama ini.