Akhir pekan lalu, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengatakan sedang mempertimbangkan beberapa "opsi" untuk TikTok yang dicurigai meneruskan informasi pengguna ke China.
Selain pemblokiran, alternatif lain buat TikTok adalah melakukan divestasi operasionalnya di AS agar terlepas dari manajemen perusahaan induknya, Bytedance. Microsoft dikabarkan sebagai salah satu calon peminangnya.
Kini Microsoft sudah memastikan bahwa pihaknya memang berencana melakukan akuisisi atas TikTok. Konfirmasinya dipublikasikan dalam sebuah posting di blog resmi perusahaan yang diunggah pada hari Minggu kemarin.
"Microsoft akan bergerak cepat dan terus berdiskusi dengan perusahaan induk TikTok, ByteDance, dalam hitungan minggu, dan ditargetkan selesai selambat-lambatnya pada tanggal 15 September 2020," kata Microsoft
Sebagaimana dihimpun Blog Microsoft, nantinya kesepakatan yang dibuat kedua pihak bakal didasari oleh beragam hasil tinjauan dari Komite Investasi Asing Amerika Serikat (CFIUS).
CFIUS sendiri adalah sebuah lembaga AS yang bertanggung jawab untuk meninjau sekaligus menyelidiki beragam kesepakatan soal investasi asing di AS yang dapat memengaruhi keamanan nasional negara tersebut.
Data pengguna TikTok asal AS akan dipindahkan ke dalam negeri. Tidak disebutkan berapa nilai akuisisi TikTok oleh Microsoft nanti.
Sebuah laporan mengklaim bahwa angkanya bisa mencapai 100 miliar dollar AS atau menembus kisaran Rp 1.470 triliun. .
Ketika proses akuisisi rampung, seluruh data pengguna TikTok asal AS yang berada di luar server AS bakal dihapus, sehingga tidak ada campur tangan negara lain, begitu juga China.
"Microsoft akan memastikan bahwa semua data pribadi pengguna TikTok asal AS bakal dipindahkan dan tetap berada di AS," klaim pihak Microsoft.
"Jika ada data pengguna TikTok asal AS yang dicadangkan di luar AS, maka Microsoft akan memastikan bahwa data ini bakal dihapus dari server tersebut setelah dipindahkan (ke AS)," pungkas mereka.