Perusahaan induk Google, Alphabet, mempertimbangkan untuk membeli sebagian kecil saham yang dimiliki oleh TikTok.
Alphabet bersama sejumlah perusahaan lainnya disebut telah membentuk konsorsium dan tertarik untuk berinvestasi pada aplikasi media sosial berbasis video pendek tersebut.
Meski sempat dirumuskan, rencana tersebut kabarnya batal dilaksanakan. Masih belum jelas siapa perusahaan yang berperan sebagai pemimpin konsorsium ataupun alasan mengapa upaya itu berakhir.
Seorang sumber yang mengetahui informasi seputar rumor ini mengatakan tak tertutup kemungkinan Alphabet bakal ikut berinvestasi pada TikTok di lain kesempatan.
Dengan mengakuisisi sebagian saham TikTok yang penggunanya banyak berasal dari kalangan remaja, Alphabet disinyalir dapat memperluas jangkauannya ke audience berusia muda , sekaligus memperoleh penghasilan tambahan dari iklan.
Meski demikian, kepemilikan saham TikTok bisa menjadi pedang bermata dua mengingat jejaring sosial tersebut sedang banyak disorot dan mendapat hambatan.
Salah satunya menyangkut konten politik yang belakangan banyak berslewiran di dalamnya. Pada pekan ini saja, TikTok dilaporkan telah menurunkan lebih dari 380.000 video di AS karena dinilai telah mengandung konten ujaran kebencian.
Baca Juga: Trump Ancam TikTok Harus Serahkan Bisnis di AS dalam 90 Hari
Secara politik, kehadiran TikTok di AS telah menimbulkan kekhawatiran bagi Presiden AS, Donald Trump.
TikTok dituding sebagai aplikasi yang digunakan oleh Pemerintah China untuk memata-matai warga AS dan sebagai sarana untuk menyebarkan propaganda selama masa pemilihan umum.
Alhasil, Presiden Donald Trump memberikan tenggat waktu hingga 20 September kepada induk perusahaan TikTok, ByteDance untuk menjual atau mengalihkan bisnisnya kepada perusahaan asal AS.
Selain Google, beberapa perusahaan termasuk Microsoft telah menyatakan ketertarikan untuk mengakuisisi TikTok sebagaimana dirangkum CNET.
Microsoft secara terbuka mengumumkan tengah membahas kesepakatan untuk membeli layanan TikTok di AS, Kanada, Australia, dan Selandia Baru.
Proses negoisasi disebut akan selesai pada tanggal 15 September, beberapa hari sebelum tenggat yang telah ditentukan.
Berdasarkan penelusuran beberapa analis, operasional TikTok di AS saja memiliki nilai bisnis mencapai hingga 50 miliar dollar AS (Rp 732 triliun).
Baca Juga: Dilarang Transaksi, TikTok Bakal Gugat Trump