Find Us On Social Media :

IDC Prediksi Belanja AI akan Lebih dari Dua Kali Lipat pada 2024

By Cakrawala, Kamis, 27 Agustus 2020 | 22:00 WIB

Ilustrasi AI (artificial intelligence)

IDC baru saja merilis prediksinya akan belanja AI (artificial intelligence) secara global untuk sekitar empat tahun ke depan. IDC memperkirakan belanja AI dunia itu akan bertumbuh pesat hingga mencapai lebih dari dua kali lipat pada tahun 2024 dibandingkan tahun 2020. Penyebab dari pertumbuhan pesat dari AI dipercaya IDC adalah transformasi digital. Pasalnya, berbagai organisasi akan mengimplementasi AI sebagai bagian dari usaha transformasi digitalnya.

"Perusahaan akan mengadopsi AI — bukan karena mereka bisa, melainkan karena mereka harus," ujar Ritu Jyoti (Program Vice President, Artificial Intelligence, IDC). "AI adalah teknologi yang akan membantu para bisnis untuk menjadi lincah, berinovasi, dan berkembang. Para perusahaan yang telah menjadi "ditenagai AI" akan memiliki kemampuan untuk mensintesis informasi (menggunakan AI untuk mengonversi data menjadi informasi dan kemudian menjadi pengetahuan), kapasitas untuk belajar (menggunakan AI untuk mengerti aneka hubungan antara pengetahuan dan mengaplikasikan yang telah dipelajari ke berbagai permasalah bisnis), dan kemampuan untuk menghantarkan aneka insight dalam jumlah besar (menggunakan AI untuk mendukung berbagai keputusan dan automasi)," sebut Ritu Jyoti lebih lanjut.

IDC memperkirakan belanja AI secara global pada tahun 2020 akan mencapai sekitar US$50,1 miliar. IDC pun memprediksikan belanja AI dunia pada tahun 2024 akan menjadi lebih dari US$110 miliar. Adapun CAGR (compound annual growth rate) dari belanja AI secara global untuk tahun 2019 sampai tahun 2024 menurut IDC adalah 20,1%.

Lebih lanjut, IDC meyakini dua penggerak terdepan dari adopsi AI oleh organisasi adalah pengalaman konsumen/pengalaman pengguna serta kinerja karyawan. Dengan mengadopsi AI, organisasi berharap bisa menghantarkan pengalaman konsumen yang lebih baik serta membantu karyawan untuk melakukan pekerjaanya dengan lebih baik. Adapun contoh kasus penggunaannya adalah agen layanan pelanggan yang terautomasi, automasi dan rekomendasi terhadap proses penjualan, pengenalan ancaman dan pencegahannya yang terautomasi, dan automasi TI.

Sementara, dua industri yang dipercaya IDC akan berbelanja paling banyak pada solusi AI sepanjang masa prediksi tersebut, adalah retail dan perbankan. Retail akan fokus pada AI yang meningkatkan pangalaman konsumen melalui chatbot dan mesin rekomendasi. Sementara, perbankan akan fokus antara lain pada AI untuk analisis dan investigasi penipuan serta sistem penasihat dan rekomendasi program.