Find Us On Social Media :

Crowde Tawarkan Program GARAP untuk Dukung Petani di Jampang

By Indah PM, Senin, 31 Agustus 2020 | 18:30 WIB

Crowde, startup tekfin di bidang pertanian, menawarkan program GARAP kepada kelompok tani di Pejampangan, Sukabumi.

Crowde, startup tekfin yang bergerak di bidang pertanian, belum lama ini mengunjungi kelompok tani (poktan) di kawasan Pajampangan atau Wilayah 6 Kabupaten Sukabumi, untuk meluncurkan program GARAP (Gerakan Rakyat Petani).

Melalui program GARAP, Crowde akan memfasilitasi permodalan usaha bagi para petani komoditas padi, jagung, dan cabai.

Dalam kesempatan tersebut turut hadir pula perwakilan dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) sebagai bentuk dukungan kepada Crowde yang berupaya menawarkan permodalan kepada petani.

“Para petani yang telah bermitra akan mendapat permodalan dengan skema pengembalian berupa penyetoran hasil panen," ungkap Ismail Hasvi (Konsultan Petani Crowde).

Ismail menambahkan bahwa pengembalian hasil panen tergantung dari komoditasnya. Misal komoditas cabai yang dibudidayakan pada lahan dengan luas minimal 2.500 m², petani harus menyetorkan hasil panen sebanyak 1,75 ton.

Berbeda dengan komoditas padi, hasil panen yang harus disetorkan sebesar 5,7 ton untuk luas lahan minimal 10.000 m. Bila hasil panen petani melebihi patokan tersebut, selebihnya akan menjadi hak petani.

Crowde mengungkapkan, sejauh ini sebagian besar petani masih terkendala soal akses modal usaha untuk berbudidaya. Realisasi penyaluran Kredit Usaha Tani (KUT) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) nyatanya masih belum maksimal, masih berada di bawah angka 7%. Walhasil petani mau tidak mau harus mencari modal usaha dengan cara lain, yang tidak jarang justru membuat mereka rugi dan sulit untuk sejahtera.

"Melalui program ini, kami berharap mampu meningkatkan kesejahteraan hidup petani, dan akan menerapkannya di seluruh Indonesia," tutur Ismail.

Kelebihan lain dari program GARAP adalah petani bisa mendapat sarana produksi (saprodi) yang berkualitas, pendampingan langsung oleh tenaga ahli, dan memperoleh akses pasar dengan harga terbaik.

Koordinator Kemendag Kabupaten Sukabumi, Nanang Ardiansyah juga menekankan bahwa program ini harus menguntungkan kedua belah pihak.

Untuk itulah, Crowde memberlakukan sistem harga beli minimal guna menjamin para petani tetap mendapat keuntungan yang wajar. Misalnya, penetapan harga beli cabai rawit minimal sebesar Rp10 ribu/kg. Bila harga cabai rawit jatuh ke level Rp6 ribu/kg, maka Crowde tetap akan membelinya dari petani dengan harga minimal tersebut. Namun, bila harga pasarannya sedang naik, Crowde juga akan menaikkan harga beli dari petani.