Samsung resmi meluncurkan dua perangkat komputer tablet terbarunya Galaxy Tab S7 dan Galaxy Tab S7 Plus ke pasar Indonesia.
Sama seperti model smartphone Galaxy Note 20 Series, kedua perangkat komputer tablet terbaru Samsung itu memiliki aksesori pena (stylus) S Pen, yang telah ditingkatkan kinerjanya sehingga memiliki latency bisa sampai hanya 9 ms.
Meski mirip, Product Marketing Professional Samsung Electronics Indonesia, Elvira Dwi Anggraeni mengatakan bahwa, S Pen pada Galaxy Tab S7 Series memiliki rancangan berbeda dari S Pen milik Galaxy Note 20 Series.
"Sama-sama 9 ms, tetapi S pen Galaxy Tab S7 lebih besar, sementara S pen Note 20 lebih langsing," ujar Elvira.
Aksesori S Pen pada Galaxy Tab S7 Series juga dibekali dengan besi magnet dan bisa ditempelkan di punggung komputer tablet. Stylus S-Pen juga bisa menempel di sisi-sisi komputer tablet, walau Samsung telah menyertakan "tempat khusus" di bagian punggung komputer tablet, segaris dengan modul kamera belakang.
Tempat khusus ini sekaligus merangkap sebagai sarana pengisian baterai S Pen secara nirkabel.
Sementara, untuk S Pen pada Galaxy Note 20 Series, baterai di dalamnya akan diisi secara otomatis saat S Pen dimasukkan ke dalam kompartemen penyimpan di sisi bawah smartphone.
Selain itu, S Pen tersebut juga telah terintegrasi dengan Microsoft OneNote dan Outlook dan dapat disinkronisasi pada perangkat PC seperti laptop dan desktop guna memudahkan proses presentasi.
"Perbedaan ada di design S Pen-nya. S Pen pada Galaxy Tab S7 dan S7 Plus lebih besar dengan charging ditempelkan di sisi luar tablet. Sedangkan pada Note 20 Series, S Pen lebih kecil dengan charging pada saat dimasukkan ke tempatnya," tutur Elvira.
Elvira menambahkan bahwa, kemampuan S Pen dari Galaxy Tab S7 Series dan Galaxy Note 20 Series terlihat mirip, hanya saja, fungsi dan kegunaan yang dimanfaatkan oleh penggunanya berbeda.
Galaxy Tab S7 Series diperuntukkan bagi pengguna yang ingin memfungsikan perangkat komputer tablet sebagai laptop, sementara Galaxy Note 20 Series dirancang untuk mendukung produktivitas pengguna smartphone.
"Kemampuannya kelihatan mirip, tetapi untuk kebiasaan pengguna saat menggunakan tablet dan smartphone berbeda," kata Elvira.