Inilah gambaran kesiapan para marketer di Asia Tenggara memasuki era New Normal berdasarkan survei InMobi.
Memasuki era New Normal, para pemasar saat ini harus mengevaluasi kembali prioritas dan strategi mereka untuk tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang di dunia pasca-COVID. Inilah gambaran kesiapan para marketer berdasarkan survei InMobi.
Perubahan apa yang dibawanya ke dalam normal baru dalam strategi pemasaran? Bagaimana para marketer tetap berada di puncak permainan mereka melalui masa transisi ini? Survei yang diselenggarakan oleh InMobi terhadap para pemimpin pemasaran digital teratas dari Asia Tenggara dan India menghadirkan fakta menarik dalam marketing di era New Normal.
Digital Marketing Maturity (DMM) adalah Kunci
Dengan perubahan pola perilaku masyarakat dalam membelanjakan uang, digital menjadi hak prerogatif bagi brand untuk berinteraksi dengan konsumen baru. Para marketer pun perlu meninjau ulang prioritas dalam mengukur tujuan pemasarannya agar tetap terhubung dengan konsumen.
BCG menyatakan bahwa DMM adalah kapasitas organisasi dalam memberikan pengalaman bagi brand untuk kedewasaan strategi marketing-nya. DMM terbagi atas empat tahap, yaitu Nascent, Emerging, Connected, dan Multi-moment.
Menurut survei yang dilakukan oleh InMobi, hampir setengah dari pemasar mengkategorikan dirinya berada di Nascent atau Emerging Stage. Dengan fakta ini, tersisa ruang yang besar untuk pertumbuhan organisasi. Situasi ini telah terjadi di sektor e-commerce dan industri BFSI (Banking, Financial Services and Insurance) yang telah memimpin DMM. Kedua sektor tersebut telah berada di posisi Connected dan Multi-moment.
Dengan kondisi kematangan pemasaran digital yang demikian, InMobi menyarankan beberapa tujuan marketers yang perlu diketahui di era New Normal:
- Mendapatkan pelanggan baru
- Memperkuat brand reputation dan trust
- Meningkatkan brand awareness
- Engage dengan komunitas yang telah ada
Saat tingkat kematangan pemasaran digital berkembang, strategi marketers yang disalurkan melalui channel digital akan bergeser dari aspiration menjadi tindakan yang dapat ditindaklanjuti. Saat marketers bergerak menuju tahap akhir, yang dapat ditindaklanjuti mereka telah siap untuk mengukur ROI.
Evolusi Strategi dan Perkembangan DMM
Mendapatkan pelanggan baru di saat terus meningkatkan engagement dengan pelanggan yang sudah ada telah menjadi tantangan tersendiri di wilayah Asia Pasifik.
InMobi menyarankan para marketer berinvestasi dalam strategi berikut jika mereka ingin mendorong hasil yang dapat diukur ke depannya:
- Membangun pengalaman pelanggan secara omnichannel.
- Mengakses data konsumen secara real-time.
- Memanfaatkan otomatisasi di seluruh digital channel
- Membangun sumber daya manusia yang terampil
Strategi Utama di Era New Normal
Iklan digital akan mendorong pertumbuhan di dunia pasca Covid.
Sementara digital adalah bagian dari sebagian besar strategi pemasaran, 58% marketers menghabiskan kurang dari 40% anggaran mereka untuk digital. Dengan berbagai macam platform untuk dijelajahi seperti TV, OOH, media cpetak, dan radio, anggaran tersebar dengan baik di berbagai saluran digital dan nondigital. Pandemi telah mengakibatkan marketers harus mengubah rencana mereka agar lebih fokus secara digital.
Menurut eMarketer, India dan Asia Tenggara mengalami peningkatan yang luar biasa dalam pembelanjaan iklan untuk digital yang tumbuh masing-masing sebesar 33% dan 18% dari tahun 2020 hingga 2021.
Pengeluaran iklan seluler juga mengalami peningkatan pertumbuhan di India sebesar 38% dan 20% SEA sebesar 20% dari tahun 2020 hingga 2021. Secara keseluruhan, di pasca-COVID, ada peningkatan belanja iklan digital yang signifikan sebesar 69%.
Anggaran iklan bebasis hasil dan in-App akan tumbuh sebesar 87%, di mana para marketer akan meningkatkan investasi mereka dalam in-app advertising hingga 40%.
Programmatic buying tetap menjadi channel yang paling efisien bagi para marketer untuk menjangkau dan engage dengan audience, di mana terdapat brand-safe environment 100% yang sesuai dengan pedoman industri.
Dengan tujuan utama mengakuisisi konsumen, para marketer mengeluarkan budget iklan untuk mengkomunikasikan campaign melalui iklan yang dapat diukur, dan terdapat penurunan dalam pembelanjaan iklan untuk pencitraan merek.