Tren pembayaran digital mobile banking sangat marak hari ini karena menawarkan kemudahan dan memungkinkan nasabah tidak perlu jalan ke mesin ATM.
Ironisnya, pembayaran digital itu tidak luput dari tangan-tangan nakal penjahat siber yang tak pernah berhenti mencari celah keamanan nasabah.
Presiden Direktur Bank BCA Jahja Setiaatmadja mengungkapkan modus pembobolan mobile banking (m-banking) atau internet banking melalui nomor ponsel lama yang tak dipakai lagi.
"Banyak kejadian masyarakat tidak sadar ganti nomor telepon, tetapi nomor telepon lama diabaikan. Kalau tidak menggunakan password ada orang menggunakan nomor itu, password m-banking mudah sekali dijebol," ujar Jahja dalam Webinar bertajuk "Sistem Pembayaran Digital Jadi Jurus Ampuh Saat Pandemi COVID-19 & Masa Depan".
Dalam bertransaksi m-Banking atau internet banking, tidak sedikit nasabah mendaftarkan nomor ponsel lama dan ketika berganti SIM Card, nomor baru tidak daftarkan ke bank. Alhasil ketika bertransaksi one time password (OTP) akan dikirimkan ke nomor lama.
Bila nomor lama tersebut sudah dikuasai oleh para pelaku kejahatan, mereka bisa menggunakannya untuk membobol rekening bank nasabah.
Jahja juga mengimbau nasabah tidak perlu khawatir untuk menggunakan layanan pembayaran digital karena perbankan akan mengganti dana nasabah bila terjadi aksi kejahatan oleh penjahat siber.
"Para pengguna jasa perbankan kalau itu bukan kesalahan Anda, jangan takut bank khususnya BCA akan mengganti dana yang dicuri oleh penjahat atau hacker," ujarnya Jahja.
Namun bila aksi pencurian dana karena kesalahan nasabah bank, maka tidak diganti. Contoh kesalahan yang tidak diganti adalah nasabah memberikan PIN kartu atau mobile banking ke orang lain. PIN mudah ditebak oleh penjahat seperti menggunakan angka 1234 atau huruf ABCDE.
Jahja menambahkan adanya garansi tersebut sebagai salah satu cara BCA untuk memberikan kenyamanan kepada nasabah dalam bertransaksi sehari-hari.
"Masalah hacker, itu tugas kami menjaga keamanan. Seperti bank yang dirampok, itu tanggung jawab bank. Dana nasabah tidak hilang," jelasnya.
Karena itu, Jahja meminta kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) agar bisa ada solusi semua data yang terkoneksi dengan nomor lama atau tidak aktif bisa dihapus.
"Perlu diingatkan juga kepada pemegang nomor akan bahaya ini. Jadi perlu sosialisasi bahwa bila ganti nomor semua data dihilangkan terlebih dahulu," ujar Jahja.