Sejumlah artis Hollywood yaitu Kim Kardashian, Kerry Washington, Jennifer Lawrence, dan Sacha Baron memblokir Facebook dan Instagram selama 24 jam karena raksasa media sosial kerap melakukan propaganda ujaran kebencian.
"Informasi yang salah yang dibagikan di media sosial memiliki dampak serius pada pemilihan kami dan merusak demokrasi kami," tulis Kim Kardashian West, dalam sebuah post Instagram, dan menyatakan dukungannya pada kampanye "Stop Hate For Profit" yang melawan Facebook Inc.
Dalam unggahan di akun Twitter-nya, Kim Kardashian menulis bahwa dia tidak bisa tinggal diam saat platform media sosial membiarkan tersebarnya ujaran kebencian dan misinformasi.
"Ini diciptakan oleh sekelompok grup yang ingin memecah-belah Amerika, (dan aku tidak bisa bertindak) hanya saat sudah ada banyak orang yang mati," tulis Kim yang punya 188 juta pengikut di Instagram dan 29 juta like di Facebook.
Sementara Leonardo Dicaprio yang punya 46,4 juta pengikuti di Instagram, menulis bahwa dia ingin Facebook dan Instagram jadi tempat yang baik, bukan tempat menyebarkan kebencian, kekerasan, dan disinformasi.
"Saya ingin Facebook bekerja sama dengan organisasi-organisasi dan komunitas untuk membuatnya jadi tempat yang lebih baik, aman untuk semua orang," katanya.
Mengutip BBC, kampanye #StopHateforProfit dilakukan oleh sederet aktivis hak-hak sipil dan perusahaan, seperti National Association for the Advancement of Colored People (NAACP) dan Anti-Defamation League (AD).
Kampanye tersebut, yang diluncurkan oleh kelompok hak-hak sipil musim panas ini, memenangkan dukungan dari ratusan perusahaan besar dengan memboikot iklan di Facebook Group pada Juli, meskipun berdampak kecil pada keuntungan Facebook.
Minggu ini, kampanye tersebut mendorong pengguna untuk menge-post tentang kerusakan yang disebabkan oleh Facebook dan "membekukan" penggunaan Instagram milik Facebook selama 24 jam.
Facebook tidak segera menanggapi permintaan komentar terhadap situasi tersebut seperti dikutip Reuters.
Perusahaan milik Mark Zuckerburg itu mengatakan akan bekerja sama dengan kelompok hak sipil, untuk mengembangkan lebih banyak alat untuk melawan ujaran kebencian, meskipun kelompok tersebut mengatakan para eksekutif hanya menunjukkan sedikit komitmen untuk bertindak.