Di tengah penyebaran COVID-19 yang belum sepenuhnya terkendali di Indonesia, pengembang aplikasi pencatatan presensi (mobile attendance) Hadirr meluncurkan fitur contact tracing.
Dengan adanya fitur ini, aplikasi Hadirr dapat membantu upaya pemerintah untuk melakukan penelusuran kontak (contact tracing) COVID-19, khususnya di lingkungan perkantoran.
Hingga pertengahan September 2020, jumlah kasus positif corona di Indonesia sudah melampaui angka 220.000 seiring dengan penyebaran jumlah zona merah COVID-19 yang telah mencapai 70 wilayah kabupaten/kota dari 34 provinsi di seluruh Indonesia.
Aplikasi Hadirr yang selama masa pandemi dikenal sebagai aplikasi untuk menerapkan kebijakan bekerja di rumah (work from home/WFH) menghadirkan fitur Contact Tracing atau lacak kontak bagi perusahaan. Fitur yang memanfaatkan teknologi bluetooth ini diharapkan dapat membantu upaya pemerintah untuk melakukan lacak kontak di kawasan perkantoran dan menekan penyebaran COVID-19.
Hingga akhir Agustus 2020, tercatat sudah ada 150 perusahaan di wilayah DKI Jakarta yang melaporkan adanya kasus positif COVID-19 di lingkungan kerja mereka. Klaster perkantoran juga bermunculan di kota-kota lain dan mengakibatkan penutupan sejumlah kantor di Bandung, Pekanbaru, Ambon, dan bahkan telah menyebar ke kota-kota kecil seperti Cilegon, Bojonegoro, Batang, dan masih banyak lagi.
Contact tracing secara agresif merupakan satu dari tiga tahap pengendalian COVID-19 yang biasa disingkat dengan 3T (Testing, Tracing, Treatment). Namun contact tracing di Indonesia belum memenuhi standar WHO karena sebagian besar dilakukan secara manual. WHO merekomendasikan contact tracing dan tes terhadap minimal 30 orang yang terpapar tiap penderita COVID-19, sementara saat ini Indonesia hanya melakukan lacak kontak dan tes terhadap 1 hingga 5 orang per penderita.
Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri memperkirakan bahwa dibutuhkan setidaknya 200 ribu orang untuk melakukan contact tracing COVID-19 secara manual.
“Teknologi dapat melengkapi dan meningkatkan efektivitas proses contact tracing manual. Dengan adanya fitur Contact Tracing di aplikasi Hadirr, kami berharap dapat berkontribusi dalam pelaksanaan 3T (Testing, Tracing, Treatment) dan menekan penyebaran COVID-19 yang semakin memprihatinkan di Indonesia,” papar Afia R Fitriati, CEO Fast8 Group yang merupakan pengembang aplikasi Hadirr dan aplikasi pengelolaan SDM Gadjian.
Fitur Contact Tracing di aplikasi Hadirr dapat membantu perusahaan untuk mengidentifikasi karyawan yang melakukan kontak dengan sesama karyawan yang positif COVID-19 dalam kurun waktu 14 hari serta sesegera mungkin memberi notifikasi kepada karyawan yang berpotensi tertular. Dengan demikian, perusahaan dapat segera mengambil tindakan untuk memutus mata rantai penularan virus corona sekaligus meminimalisir risiko bisnis akibat penutupan kantor secara total.
Selama masa pandemi COVID-19, aplikasi Hadirr dikenal sebagai aplikasi yang memungkinkan karyawan mencatatkan kehadiran dan jadwal kerja melalui telepon genggam sehingga memudahkan perusahaan memantau produktivitas dan menerapkan kebijakan bekerja di rumah (work from home/WFH) dengan efektif. Produsen vaksin Bio Farma dan perusahaan retail PT Transmarco adalah dua dari ribuan perusahaan yang telah menggunakan Hadirr. Aplikasi ini bahkan telah menjangkau beberapa perusahaan di Malaysia dan Singapura.
Fitur Contact Tracing dapat digunakan tanpa biaya tambahan bagi pelanggan aplikasi Hadirr. Ujicoba aplikasi Hadirr gratis dapat diakses di tautan http://bit.ly/IndonesiaContactTracing