Find Us On Social Media :

Jadi Sarang Malware dan Phising, Mozilla Tutup Firefox Send dan Notes

By Adam Rizal, Selasa, 22 September 2020 | 13:30 WIB

Gantikan Firefox, Mozilla Kembangkan Peramban Fenix untuk Android

Pada Maret 2019 lalu, Mozilla meluncurkan layanan file-transfer Firefox Send yang memungkinkan pengguna untuk berbagi file dalam ukuran besar. Layanan itu mirip dengan Google Drive atau Dropbox.

Meski usianya baru satu tahun, Mozilla memutuskan untuk menutup layanan ini pada November tahun ini. Tidak hanya Firefox Send, satu layanan lainnya yakni Firefox Note juga ditutup

Mozilla mengatakan layanan Firefox Send ditutup karena kerap disalahgunakan untuk mengirim malware dan melakukan serangan Spear phishing. Sementara Firefox Notes ditutup karena sejak awal layanan ini merupakan eksperimen Mozilla.

"Hari ini, kami mengumumkan bahwa dua layanan kami, Firefox Send dan Firefox Notes telah berhenti. Kedua layanan ini akan segera dinonaktifkan dan tidak lagi menjadi bagian dari rangkaian produk kami," tulis Mozilla dalam blog resminya.

Spear phishing adalah metode untuk mencuri informasi sensitif seperti username dan password dengan cara mengelabui korban.

Spear Phishing biasanya menggunakan cara dengan menyebarkan e-mail yang seolah dari rekan atau organisasi yang telah kita kenal sebelumnya.

Baca Juga: Mozilla Tawarkan Firefox Monitor untuk Periksa Kebocoran Data Pribadi

Ketika pertama kali diluncurkan, Firefox Send sendiri disebut sebagai layanan yang aman karena dibekali dengan end-to-end encryption.

Dengan fitur keamanan ini, file yang dikirim tidak akan bisa diakses oleh siapapun kecuali oleh izin pengunggah.

Dengan ditutupnya layanan Firefox Send dan Firefox Notes, Mozilla nampaknya akan fokus mengembangkan layanan Mozilla VPN.

Mozilla VPN dirilis pada Agustus lalu dan sudah bisa digunakan oleh pengguna Windows 10, Android, dan iOS tanpa harus memasang browser Firefox. Ketersediaan di MacOS dan Linux disebut bakal menyusul di kemudian hari.

Untuk menikmati layanan VPN dari Mozilla ini, pengguna harus berlangganan dengan merogoh kocek 5 dollar AS atau sekitar Rp73.000 per bulan.

Kendati resmi dirilis, layanan tersebut saat ini hanya tersedia di enam negara saja, mencakup Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Selandia Baru, Singapura, dan Malaysia, sebagaimana dirangkum Engadget.

Baca Juga: Akibat Pandemi, Mozilla PHK 250 Karyawan