Setelah menerima pendanaan awal sebesar US$ 10.5 juta pada bulan Juni lalu, startup Ula baru-baru ini mengumumkan ekspansinya keluar wilayah Surabaya, yakni ke Semarang, Jawa Tengah.
Ula sendiri merupakan startup yang mengembangkan aplikasi marketplace daring yang membantu sektor ritel trandisional untuk memodernisasi distribusi dan sistem kredit di sektor tersebut.
Startup Ula mulai beroperasi di Surabaya awal tahun ini, dan telah memperluas jangkauannya secara pesat di seluruh Jawa Timur.
Kendati lanskap tahun 2020 yang menantang serta kondisi pasar yang sangat dinamis dan kompetitif, Ula telah mengalami pertumbuhan sebesar 30 kali lipat sejak pertama kali diluncurkan melalui kesuksesannya menjangkau lebih dari 7,000 pengguna aktif.
“Pertumbuhan yang kami alami mencerminkan kondisi saat ini, ketika warung-warung siap menerima perubahan dan meningkatkan bisnis mereka. Karakter UMKM di Indonesia memiliki jiwa wirausaha yang kuat dan kami hadir menyediakan solusi dengan penggunaan teknologi untuk mengarahkan dorongan tersebut. Makna kesuksesan bagi kami adalah untuk membuat tahap akhir proses bisnis ritel lebih efisien dan lebih sukses dari sebelumnya,” kata Nipun Mehra, CEO Ula.
Baca Juga: Grab Kerja Sama dengan Qasir, Mudahkan UMKM dalam Pencatatan Transaksi
Sebelum kemunculan Ula, para pemilik warung terpaksa menutup sementara warung mereka untuk mendatangi toko grosir di pasar yang ramai, mengantri dan mengambil apa saja yang tersisa di harga yang tersedia.
Dengan hadirnya Ula, mereka dapat memesan barang tanpa harus menutup toko dan berpergian ke pasar. Alhasil, mereka menghasilkan lebih banyak pendapatan.
Selain itu, opsi sistem pengantaran Ula menjaga keamanan mereka dari tempat-tempat yang ramai selama masa pandemi COVID-19.
Saat ini, salah satu area fokus Ula adalah mengedukasi warung-warung untuk menyimpan stok barang secukupnya.
Di zaman ini, mereka tidak lagi perlu bergantung pada kunjungan agen grosir yang hanya sekali setiap satu atau dua minggu.
“Dengan bantuan Ula, semua stok barang tersedia sesuai permintaan. Hal ini membantu ketersediaan uang tunai bagi toko yang dapat digunakan untuk keperluan lainnya, seperti misalnya untuk membeli tipe barang berbeda atau keperluan pribadi seperti membeli sepeda motor baru atau berinvestasi pada pendidikan anak-anak mereka,” terang Mehra.
Baca Juga: Digitalisasi UKM Berkontribusi Bantu Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi