Sejak tahun lalu, Huawei terus mendapatkan tekanan dari pemerintah Amerika Serikat yang menghambat perkembangan bisnisnya. Bahkan, Huawei tidak lagi bisa menggunakan layanan Google Mobile Services (GMS) di smartphone-nya.
Kini, Huawei tengah mempersiapakan sistem operasi mereka sendiri, HarmonyOS sebagai pengganti Android dan akan bisa bersifat open source sehingga bisa dipakai di lebih banyak smatphone, termasuk ponsel buatan pabrikan lain.
Namun Zhang Ping An, Presiden Layanan Cloud Konsumen Huawei mengatakan bahwa perusahaan sedang melobi vendor-vendor ponsel China untuk memperluas penggunaan HarmonyOS.
Jika Huawei berhasil meyakinkan para pembuat smartphone lain untuk mengadopsi HarmonyOS di pasar China, maka hal ini akan menjadi pukulan telak bagi Google Android.
Namun, Guo Ping mengatakan bahwa perusahaan masih mencari solusi bagaimana memenuhi ratusan juta chipset smartphone yang mendukung HarmonyOS, yang dibutuhkan perusahaan setiap tahun.
Guo Ping mengungkapkan bahwa pihaknya bersedia membeli chip dari perusahaan asal AS yang mendapat izin dari pemerintah, termasuk saingannya Qualcomm.
Saat ini, semua pemasok chip utama Huawei, termasuk TSMC, Samsung Electronics, SK Hynix, Kioxia, Sharp, Micron, dan Sony telah berhenti berbisnis dengan Huawei untuk mematuhi peraturan AS yang baru.
Di sisi lain, baru-baru ini AMD dan Intel mengonfirmasi telah mendapatkan lisensi dari pemerintah Amerika Serikat, agar bisa berbisnis dengan Huawei, tetapi cakupannya belum diketahui.
Selain AMD dan Intel, MediaTek dan SMIC juga telah mengajukan izin untuk memasok chipset ke Huawei, sebagaimana dirangkum Gizmochina.
Sebelumnya, Huawei sempat beberapa kali membantah bahwa HarmonyOS akan menggantikan posisi Android.
Namun kini, Huawei tampak optimistis apabila HarmonyOS akan menjadi sistem operasi dunia di masa depan.
Untuk mempercepat pengembangan HarmonyOS, Huawei juga aktif mengembangkan Huawei Mobile Service (HMS) sebagai pengganti toko aplikasi Google Play Store.